Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Green Parenting Warisan Leluhur, Bekal Cinta untuk Aksi Lawan Perubahan Iklim

Tahu, nggak, sih? Saat ini kita hidup dengan mengambil hak anak cucu di masa depan. Air yang tak lagi bersih, udara yang sering tidak layak hirup, keanekaragaman hayati yang semakin berkurang, dan bumi yang tak lagi nyaman akibat dampak perubahan iklim. Lantas, bumi seperti apa yang akan kita sisakan untuk anak cucu di masa depan nanti?” 

Aksi Lawan Perubahan Iklim

Perubahan iklim bukan lagi menjadi isu bak dongeng yang tak akan pernah terjadi. Cuaca ekstrem, gagal panen, bencana alam, kelaparan, dan penyakit baru adalah dampak perubahan iklim yang masih belum disadari oleh sebagian besar orang.

Salah satu cara untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi dampak perubahan iklim adalah menerapkan green parenting. Pola parenting yang sebenarnya sudah jadi warisan leluhur ini menekankan cara hidup berdampingan dengan alam.

Bagaimana peran green parenting warisan leluhur untuk aksi lawan perubahan iklim lewat generasi muda?


Aktivitas Manusia, Akselerator Perubahan Iklim

Seorang balita dari negeri tetangga meninggal akibat heat stroke karena cuaca ekstrem yang sangat panas. Saat dibawa ke rumah sakit, balita itu sudah dehidrasi berat dan paru-parunya menciut."

DetikHealth, 2023

Berita dari negara tetangga tersebut membuat saya dan semua orang syok. Rupanya, dampak perubahan iklim sudah mulai menunjukkan taringnya.

Perubahan iklim adalah perubahan suhu dan pola cuaca bumi dalam jangka panjang (UN, 2009). Proses perubahan iklim sebenarnya bersifat alami, jadi pasti akan terjadi, dan terus berproses sejak dulu.

Pemanasan Global

Namun, aktivitas manusia sejak era 1800 hingga sekarang menghasilkan emisi gas karbon. Jika kapasitas hutan dan laut untuk menyerap karbon telah melampaui batas, gas karbon akan terperangkap di atmosfer bumi, dan menyebabkan pemanasan global.

Tentu saja pemanasan global ini berdampak negatif bagi lingkungan dan manusia. Misalnya cuaca ekstrem, kemarau panjang, gagal panen, munculnya wabah penyakit baru, bencana alam, hingga kematian. Cukup mengerikan, bukan?


Urgensi Mempersiapkan Generasi Muda untuk Lawan Perubahan Iklim dengan Green Parenting

Dampak perubahan iklim yang semakin nyata, menyebabkan urgensi pendidikan perubahan iklim kepada generasi muda. Lewat pendidikan, kita bisa mengajarkan mereka untuk bisa bertahan di masa depan.

Anak Adalah Kelompok Paling Rentan dengan Dampak Perubahan Iklim

Banyak penelitian menyebutkan bahwa anak-anak termasuk kelompok yang rentan terhadap dampak perubahan iklim (Latifa, 2013). Krisis pangan akibat perubahan iklim meningkatkan angka malnutrisi pada anak-anak.

Sementara itu, krisis air bersih menyebabkan anak setiap tahunnya meninggal karena penyakit diare. Bahkan, baru-baru ini seorang balita di negara tetangga juga meninggal akibat heat stroke.

Bumi di Masa Depan Terancam Rusak

Berdasarkan data dari laman resmi Global Footprint Network (2023). Sejak tahun 2014 Indonesia mulai mengalami defisit ekologi, hingga saat ini mencapai 42%. Artinya sejak tahun 2014-2023, kita hidup dengan mengambil jatah kekayaan alam untuk anak cucu di masa depan.

Miris banget, ya? Hal inilah yang jadi urgensi mempersiapkan generasi muda sejak dini untuk melek pendidikan lingkungan dan perubahan iklim. Salah satu caranya bisa dengan menggunakan pengasuhan ramah lingkungan atau green parenting.

Green Parenting dan Perubahan Iklim

Terapkan Green Parenting Warisan Leluhur untuk Aksi Lawan Perubahan Iklim

Belajar dari leluhur saya di desa, mereka selalu mengajarkan untuk menjaga alam sebagai bentuk warisan kepada anak cucu di masa depan. Beberapa ajaran green parenting warisan leluhur yang bisa diterapkan sebagai bekal cinta untuk aksi lawan perubahan iklim adalah sebagai berikut:

1. Habiskan Makanan

Pertama adalah ajaran untuk selalu menghabiskan makanan. Simple, tapi dampaknya sangat besar bagi lingkungan. Kenapa? Sebab, saat ini sampah dari food waste (sampah makanan) Indonesia jadi terbesar di ASEAN (Food Waste Index 2021).

Sampah makanan ini bisa menghasilkan gas metana dan karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global. Oleh karena itu, sejak kecil orang tua harus mengajarkan anak untuk menghabiskan makanan. Kalau tidak habis, bisa ajarkan anak untuk mengolah sisa makanan menjadi kompos atau eco enzyme.

2. Mainan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

“Mbah, ayo dolanan pasaran,” rengekku saat itu kepada Nenek.

Di masa kecil saat saya hidup di desa, Nenek hampir tak pernah membelikan mainan. Beliau selalu membuatkan mainan yang diambil dari alam sekitar. Kadang dedaunan, sayuran, buah, atau bunga.

Soal sampah sisa mainan akan langsung dikubur di tanah kebun, sehingga otomatis akan menjadi kompos. Kalau pun saya dibelikan mainan, Nenek sangat menjaga mainan itu hingga bisa diturunkan untuk generasi selanjutnya (berkelanjutan).

3. Belajar dari Alam

Sedini mungkin, ajak anak untuk dekat dengan alam. Berikan kegiatan bermain yang menyenangkan di alam. Bisa dimulai dengan kegiatan nature walk, mengenal hewan, tumbuhan, dll. Bisa juga asah skill bertahan hidup lewat mencari buah, jamur, atau sayur yang bisa dimakan, dan memancing.

4. Mengolah Sampah Dapur

Mulai dari generasi buyut ke belakang, hingga generasi Ibu dulu selalu mengolah sampah organik dapur menjadi kompos dengan cara ditimbun di kebun belakang. Kalau sekarang lebih dikenal dengan teknik mengompos biopori.

Hasilnya tanah kebun belakang sangat subur hingga saat ini. Tinggal lempar biji buah atau sayur, sudah tumbuh sendiri dengan subur.


5. Makan Hasil Kebun dan Ternak

Saat tinggal di desa, keluarga Ibu hampir tidak pernah membeli bahan makanan. Sayuran, buah, ikan, ayam, dan lele tinggal ambil dari hasil tani dan ternak. Jadi, penting untuk mengajarkan anak berkebun yang hasilnya minimal bisa mengisi perut.

6. Berbagi ke Alam

Terakhir, leluhur saya juga selalu mengajarkan untuk berbagi ke alam dengan cara merawatnya. Kalau di era digital seperti saat ini, bisa juga lewat Donasi yang mendukung aksi lawan perubahan iklim seperti Greeneration Foundation. Terlebih untuk masyarakat perkotaan yang jarang interaksi dengan alam.

Jadi, kita bisa berbagi dengan alam lewat program donasi Green Fund Digital Philanthropy (GFDP) dari Greeneration Foundation. Bisa donasi sekali atau rutin bulanan mulai dari Rp10000 saja.

Caranya juga gampang banget, tinggal ikuti langkah yang saya rangkum lewat infografis berikut ini. Tinggal sat set wat wet, dan kita sudah ikut dalam aksi lawan perubahan iklim bersama anak.

Green Parenting sebagai aksi lawan perubahan iklim


Penutup: Green Parenting, Investasi Pendidikan untuk Lawan Perubahan Iklim

Kamu bagian dari solusi, bukan polusi.”

Greeneration Foundation

Dampak perubahan iklim kian nyata terlihat, bumi semakin rusak, dan anak-anak adalah kelompok paling rentan terdampak perubahan iklim. Salah satu cara untuk melawan perubahan iklim adalah menerapkan green parenting warisan leluhur Indonesia.

Selain itu, didukung dengan donasi lewat Greeneration Foundation untuk bantu berbagai aksi lawan perubahan iklim yang menyeluruh. Kalau bukan kita siapa lagi yang jadi bagian dari solusi menyelamatkan bumi untuk generasi masa depan?


Referensi

  • Latifa, Ade. 2013. STRATEGI BERTAHAN HIDUP PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI 
  • DAMPAK PERUBAHAN IKLIM. Jurnal Kependudukan Indonesia Vol. 8 No.1 Tahun 2013 (ISSN 1907-2902)
  • National Footprint and Biocapacity Accounts 2022 edition (Data Year 2018); GDP, World Development Indicators, The World Bank 2020; Population, U.N. Food and Agriculture Organization.
  • United Nations. (2009). Apa itu Perubahan Iklim? https://indonesia.un.org/id/172909-apa-itu-perubahan-iklim

48 komentar

48 komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi
  • M. Rizki Riswandi, S.Kom
    M. Rizki Riswandi, S.Kom
    26 Maret 2024 pukul 01.46
    Serem juga ya liat dampak perubahan iklim sampe ke anak-anak. Tapi bener juga sih, kayaknya penting banget nih mulai dari sekarang ajarin anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan. Green parenting kayak gini bisa jadi langkah awal yang bagus buat kita semua, ya! 🌱💚
    Reply
  • Dyah Kusumastuti Utari
    Dyah Kusumastuti Utari
    25 Maret 2024 pukul 13.45
    Baru tahu istilah green parenting ini kak, tapi emmang benar ya, kembali ke alam, mengurangi emisi akan mencegah perubahan iklim, kasihan anak cucu yang seharusnya mereka dapat menikmati alam, tapi tidak bisa karena alamnya rusak karena tingkah laku manusia
    Reply
  • Yustrini
    Yustrini
    24 Maret 2024 pukul 12.27
    Betul banget kak. Bumi kita sudah makin rusak. Takut juga mewariskan lingkungan yang buruk untuk anak-anak nanti. Sayangnya.lahan kosong sudah semakin berkurang. Jadi anak nggak bisa main di alam
    Reply
  • Farida Pane
    Farida Pane
    22 Maret 2024 pukul 11.01
    Pengen banget bisa menerapkan ini. Walaupun belum sempurna, tapi seenggaknya harus dimulai kan, ya
    Reply
  • Didik Purwanto
    Didik Purwanto
    14 Januari 2024 pukul 14.40
    Sedih banget ya kak kalo kita ternyata mewariskan hal yg ga baik ke anak cucu kita nanti. Buang sampah plastik aja di mana aja. Jd bencana banjir dmn2. Blm lagi akan membahayakan tanah. Akibatnya jg air ga bs terserap ke tanah dgn baik.

    Semoga dgb wawasan ini, kita bs mewarisi lingkungan yg baik dgn mengamalkam hal2 yg sdh disebutkan ama kalak di atas. Emg sih aku blm bs smua melakukannya. Tp pelan2 akan kujalankan green parenting ini demi anak cucu kita nanti.
    Reply
  • Müzeyyen Salik
    Müzeyyen Salik
    27 Desember 2023 pukul 11.46
    Sebagai reminderku ini, belum sukses aku dalam menerapkan green parenting kepada anak terlebih untuk bermain di alam. Padahal aku juga pecinta alam.
    Reply
  • Monica Rasmona
    Monica Rasmona
    27 Desember 2023 pukul 08.29
    Miris saat menyadari kita hidup di bumi ini dengan mengambil jatah anak cucu kita. Kebangetan kalau kita tidak peduli pada lingkungan. Green parenting seyogyanya jadi ikhtiar tiap keluarga untuk mulai berbenah.
    Reply
  • Deeva Collection
    Deeva Collection
    14 Desember 2023 pukul 15.31
    Bernagai pelajaran dari orangbtua kepada kita dahulu ternyata banyak membawa dampak untuk saat ini. Contohnya, zaman dahulu orang tua sangat melarang kita membuang makanan
    Reply
  • Farida Pane
    Farida Pane
    3 November 2023 pukul 15.05
    Sedih banget bacanya. Orang tua enggak cuma memikirkan anak saat ini, ya. Tetapi juga sepeninggalnya harus tetap sejahtera hidup di bumi yang lestari
    Reply
  • Goresan hati
    Goresan hati
    10 September 2023 pukul 22.06
    Terima kasih untuk statement terakhirnya. Kamu bagian dari solusi, bukan polisi. Nampar banget gak sih. Makanya sadar diri agar kita jaga alam lebih detail dan maksimal.
    Reply
  • Tukang jalan jajan
    Tukang jalan jajan
    10 September 2023 pukul 20.47
    kalau ditempatku banyak kearifan lokal yang masih berlaku untuk menjaga lingkungan dan ekosistem seperti pantang untuk mengkonsumsi hewan tertentu yang memang langka dan tak boleh membakar hutan
    Reply
  • Deeva Collection
    Deeva Collection
    15 Agustus 2023 pukul 21.24
    Green parenting sudah seharusnya kita gaungkan ya. Mengingat kondisi iklim dan alan kita saat ini membutuhkan perhatian bersama. Salah satu bentuk perhatian adalah dengan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan pada anak anak kita.
    Reply
  • Farida Pane
    Farida Pane
    15 Agustus 2023 pukul 11.14
    Keren sih kalau bisa menerapkan green parenting ke anak. Banyak banget manfaatnya buat masa depan.
    Reply
  • Bengkuringnish
    Bengkuringnish
    5 Agustus 2023 pukul 08.25
    Bakal mencoba green parenting. Btw, mo tanya, kira2 ada nggak referensi roadmap mengasuh anak berdasarkan umur?
    Reply
  • Okti Li
    Okti Li
    10 Juli 2023 pukul 22.19
    Menghabiskan makanan ini seperti sepele padahal pr banget. Bukti kalau mental SDM kita masih kurang
    Sepertinya memang perlu sosialisasi kalau ambil makanan seperlunya dan habiskan. Boleh ambil lagi kalau kurang, asal benar benar habis
    Reply
  • Hamimeha
    Hamimeha
    17 Mei 2023 pukul 13.45
    Wah baru denger istilah greenparenting ini lho. Tapi pas banget dah. Perubahan iklim akhir2 ini sangat gak ramah banget dan bener anak adalah yang rentan ya.
    Reply
  • Antung apriana
    Antung apriana
    12 Mei 2023 pukul 09.50
    anakku sekarang kalau lihat kulit buah langsung nyari-nyari wadah katanya mau bikin ecoenzyme mbak. hihi. padahal takarannya asal banget tapi tetap kubikinin akhirnya
    Reply
  • Happy
    Happy
    10 Mei 2023 pukul 12.54
    no 1 aku kadang masih susah. kalau makan di luar suka nggak abis. tapi emang penting ya edukasi kayak gini tuh dari kita masih kecil biar terbiasa dan tertanam
    Reply
  • Rizky Arya Lestari
    Rizky Arya Lestari
    10 Mei 2023 pukul 12.19
    pembelajaran untuk anak2x dan orang tua menjadi PR besar juga baru ortu dirumah untuk melakukan green parentkng
    Reply
  • SHalikah
    SHalikah
    10 Mei 2023 pukul 10.13
    Memang edukasi di masa ini tidak lagi seputar kemajuan teknologi ya. Kita pun harus menyelipkan cara-cara agar bisa beradaptasi dengan kondisi alam yang sudah banyak berubah. Cuaca ekstrim, SDA yang menipis, dan masih banyak lagi. Anak dan cucu harus segera dipersiapkan menghadapi itu semua.
    Reply
  • Juwita
    Juwita
    10 Mei 2023 pukul 08.32
    Teredukasi sekali saya mb .. memang tidak mudah tadi berkat konsisten Seperti bisa terwujud..
    Reply
  • Mutia Erlisa Karamoy
    Mutia Erlisa Karamoy
    10 Mei 2023 pukul 08.16
    Masalah sampah memang krusial banget apalagi yang tinggal di kawasan industri seperti saya, jadi aksi untuk dukung alam agar tetap lestari bisa dimulai dari rumah, salah satunya dengan mengurangi sampah rumah tangga dan mengajarkan anak-anak untuk hemat air serta menggunakan tumbler sebagai tempat minum jika bepergian.
    Reply
  • nhuceq
    nhuceq
    10 Mei 2023 pukul 06.02
    edukasi dr dini dan dimulai dr lingkingan kluarga. dampaknya akan signifikan jk smua melakukan
    Reply
  • Eka FL
    Eka FL
    10 Mei 2023 pukul 01.22
    setuju banget dengan konsep green parenting mengingkat permasalahan iklim dan lingkungan udah bukan lagi isapan jempol semata. mempersiapkan anak dan generasi muda yang aware terhadap lingkungan sejak dini dan menjadikannya kebiasaan, emang udah jadi keharusan
    Reply
  • Rahmah 'Suka Nulis' Chemist
    Rahmah 'Suka Nulis' Chemist
    9 Mei 2023 pukul 22.52
    Wah baru denger istilah Green Parenting
    Selama ini tahunya sebagai pola pengasuhan yang sebaiknya diterapkan ke anak saja
    Ternyata ada hubungannya juga dengan alam
    Reply
  • Retno Kusumawardani
    Retno Kusumawardani
    9 Mei 2023 pukul 21.34
    Memang harus dikenalkan sejak dini dan dari keluarga dulu sih agar terbiasa. Kakau soal makanan sudah saya terapkan dari dulu, ambil sekiranya mampu menghabiskan agar tidak membuang sisa makanan..
    Reply
  • Ranggi's Travel Story
    Ranggi's Travel Story
    9 Mei 2023 pukul 18.56
    Sangat setuju green parenting salah satu upaya kita sebagai orang tua.untuk mengajarkan anak2 berperilaku ramah lingkungan untuk masa depan. (Gusti yeni)
    Reply
  • Auliya Nurrahman
    Auliya Nurrahman
    9 Mei 2023 pukul 18.51
    Tertampar banget sama "kamu bagian dari solusi, bukan polusi". Yuk mulai diterapkan green parenting yang udah dijabarkan sama kak Anggita ^_^
    Reply
  • khairiah
    khairiah
    9 Mei 2023 pukul 18.16
    aku juga udah menerapkan kompos dari sisa bahan makanan, dan bahan dapur. serem juga sekaligus sedih, berita bayi meninggal karena cuaca ekstrem moga kita selalu dilindungi
    Reply
  • Wahyu Eko C
    Wahyu Eko C
    9 Mei 2023 pukul 17.42
    Dukung banget nih program green parenting mulai dari keluarga, agar bumi yg kita tinggali ini selalu lestari hingga ke generasi berikutnya
    Reply
  • Diaz Bela
    Diaz Bela
    9 Mei 2023 pukul 17.32
    Wah green parenting ini menjadi salah satu insight baru buatku nih dalam parenting style.. Sebenarnya bisa dimulai dari cara yang sederhana dalam keseharian di rumah ya..
    Reply
  • deamerina
    deamerina
    9 Mei 2023 pukul 17.02
    aku baru tahu ada istilah green parenting. penting banget nih ngajarin anak lebih aware soal lingkungan sejak dini. cuma agak PR emang gimana jelasin yg mudah dan menyenangkan. Goday aja masih males banget dia untuk nggak pake plastik dan tisu berlebih. dikit2 dia pake tisu kering dan basah
    Reply
  • Eri Udiyawati
    Eri Udiyawati
    9 Mei 2023 pukul 11.32
    Ilmu untuk tidak boros dalam hal apapun bisa diajarkan pada anak mulai dari rumah, ya. Entah itu tentang makanan, mainan, dan lainnya. Karena kalau tidak teratur bisa menyebabkan sampah yang menumpuk dan menyumbang polusi.
    Reply
  • Dee_Arif
    Dee_Arif
    9 Mei 2023 pukul 11.26
    Salut banget mbak, sudah melakukaj green parenting seperti ini
    Pendidikan lingkungan memang harus dimulai dari level keluarga ya mbak
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    9 Mei 2023 pukul 11.04
    Rasanya sedih sekaligus takut dengan semua perubahan yang ada.
    Bukannya gak mau adaptasi dengan perubahan, tapi sebaiknya memang perubahan lingkungan ini tidak menjadi lebih buruk, namun menjadi lebih baik agar climate change ini tidak berlarut-larut dan pada akhirnya, kita bisa sama-sama hidup nyaman di bumi.

    Kebiasaan Green Parenting ini harus diterapkan oleh seluruh keluarga.
    Reply
  • Okti Li
    Okti Li
    9 Mei 2023 pukul 10.21
    Peran orang tua memang tidak bisa disepelekan. Mendidik anak sejak kecil membuang sampah itu dampaknya kelak sangat besar lho. Bayangkan jika satu orang tua mendidik satu anak yg peduli lingkungan, berapa juta anak yg berlaku sama, bukankah bumi akan lebih terselamatkan?
    Reply
  • Witri Prasetyo Aji
    Witri Prasetyo Aji
    9 Mei 2023 pukul 05.18
    Salah satu green parenting yang mudah tapi masih banyak yang abai adalah menghabiskan makanan, akutuh bakalan ngomel kalau ada yang makan enggak habis.
    Reply
  • Didik Purwanto
    Didik Purwanto
    8 Mei 2023 pukul 20.03
    Waaah ini nih langkah nyata yang patut banget ditiru oleh semua orang. Sebenarnya sederhana banget tapi nggak semua orang tentu mau melakukannya. Tentu dgn informasi ini bisa memberikan gambaran langkah nyata kita buat menyelamatkan anak cucu kita nanti.
    Reply
  • Fenni Bungsu
    Fenni Bungsu
    8 Mei 2023 pukul 19.22
    Bagaimana menjaga bumi memang perlu menjadi bagian parenting agar dapat turun temurun melestarikan lingkungan
    Reply
  • Nabilla DP
    Nabilla DP
    8 Mei 2023 pukul 16.31
    membaca ini membuat saya teringat almarhum eyang saya yang selalu menganjurkan saya untuk menghabiskan makanan. konsep sederhana tapi sebetulnya sangat bermanfaat untuk mengurangi food waste
    Reply
  • Bambang Irwanto
    Bambang Irwanto
    8 Mei 2023 pukul 14.56
    Memang saat ini bumi semakin rusak.karena memang ulah banyak orang tidak bertanggung jawab. Kemudian ditambah, pola kehidupan yang merusak lingkungan. Misalnya masih banyak membuang sampah sembarangan.
    Maknya perlu sekali green parenting ini kepada anak-anak yang akan menjadi penerus kehidupan. Jadi nanti mata rantai akan terputus. Jangan sampai generasi sekarang sudah tidak hidup bersahabat dengan alam, nantinya generasi mendatang juga begitu.
    • Bambang Irwanto
      Ayah Ugi
      4 November 2023 pukul 23.43
      Kita punya tanggung jawab untuk memberikan hak anak cucu terhadap lingkungan ya, Pak. Jadi sejak sekarnag harus sudha peduli.lingkungan dan mengajak anak peduli sejak dini
    Reply
  • Yonal Regen
    Yonal Regen
    8 Mei 2023 pukul 14.48
    Hal-hal yang kadang kita anggap receh seperti mengajarkan anak untuk menghabiskan makanan dan tidak membuang sampah sembarangan adalah contoh-contoh green parenting yang akan membentuk karakter baik mereka.
    Waktunya kita bergerak bersama menjaga bumi kita agar global warming tidak semakin parah dan tidak terhentikan agar anak cucu kita kelak masih dapat menghidup udara sejuk dan segar
    Reply
  • Ayah Ugi
    Ayah Ugi
    8 Mei 2023 pukul 11.54
    Di rumah mencoba menerapkan beberapa hal di atas, bahkan si Kalau makan di luar anak-anak lebih milih seporsi berdua. Pun saat makan di rumah ambilnya secukupnya. Kalau kurang
    baru nambah, nambahnya pun sedikit. Memang tidka mudah melakukan hal seperti ini, butuh proses panjang. Saatnya dalam parenting memperhatikan juga penumbuhan nilai-nilai menjaga lingkungan ya,Kak
    Reply
  • Shanty febrianti
    Shanty febrianti
    8 Mei 2023 pukul 09.06
    Betul banget... Aku dukung sepenuhnya karena siapa lagi kalo bukan kita yg menjaga bumi ini
    • Shanty febrianti
      khairiah
      4 November 2023 pukul 18.18
      setuju seratus persen gerakan ini harus didukung karena kalo bukan dari diri sendiri , bukan kita siapa lagi
    Reply
  • Dee_Arif
    Dee_Arif
    8 Mei 2023 pukul 05.09
    Wah mantap nih
    Mendukung mitigasi perubahan iklim bisa kita lakukan mulai dari keluarga ya mbak
    Caranya dengan melakukan green parenting seperti ini
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    8 Mei 2023 pukul 04.17
    Menerapkan green parenting ini memang menantang sekali ya..
    Terlebih di zaman yang serba instan, cepat dan praktis. Semoga langkah kecil apapun yang kita lakukan, mampu menjaga bumi dari kerusakan dan Climate change.
    Reply