Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Mengolah Sampah Organik Jadi Eco Enzyme, Si Larutan Ajaib!

Cara membuat eco enzyme

Bukan sulap, bukan sihir, dari sampah organik seperti kulit buah bisa jadi larutan ajaib yang punya segudang manfaat. Yap! Larutan ajaib itu adalah hasil dari mengolah sampah organik jadi eco enzyme.

Eh, kenapa eco enzyme disebut larutan ajaib, ya? Sebab larutan hasil fermentasi sampah kulit buah tersebut bisa dimanfaatkan untuk apa saja. Mulai dari cairan pembersih, kesehatan, hingga kecantikan, lo!

Eco Enzyme bisa dibuat sendiri dari hasil mengolah sampah organik. Caranya juga mudah sekali, hanya perlu memantau proses fermentasi selama 3 bulan. Penasaran, bagaimana cara membuat eco enzyme? Baca sampai selesai, ya, gaiss!


Mengenal Cara Mengolah Sampah Organik Jadi Eco Enzyme

Selain diolah jadi kompos, sampah organik sisa buah seperti kulit buah bisa diolah menjadi eco enzyme. Bahan yang dibutuhkan sangat mudah ditemukan dan sangat murah.

Manfaat eco enzyme juga banyak sekali untuk lingkungan, kesehatan, pertanian, kecantikan, dan lain-lain, sehingga sering disebut larutan ajaib. Wow! Bisa menyelamatkan lingkungan dengan bonus berlimpah, nih!

Apa itu Eco Enzyme 

Eco enzyme merupakan larutan serbaguna yang dihasilkan melalui proses fermentasi anaerob dari campuran sisa sampah organik, gula (molase tebu, gula merah, atau gula aren) dan air. Perbandingan bahan yang digunakan untuk pembuatan eco enzyme secara umum adalah 1:3:10 (gula:sampah organik:air).

Proses fermentasi eco enzyme berlangsung selama 3 bulan di wilayah tropis dan bisa sampai 6 bulan di wilayah subtropis. Warna larutan eco enzyme yang sudah siap panen bisa berwarna coklat muda atau coklat tua.

Penemu eco enzyme adalah Dr. Rosukon Poompanvong dari negeri gajah putih, Thailand. Beliau merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand.

Mengolah sampah organik jadi eco enzyme

Manfaat Eco Enzyme

Sering disebut sebagai larutan ajaib serbaguna, eco enzyme memiliki banyak sekali manfaat alami dari kebaikan alam. Tentunya juga lebih sehat dari bahan kimia sintetis.

Lingkungan

  • Memperbaiki kualitas udara: bisa ditaruh di humidifier atau disemprot ke udara sekitar
  • Memperbaiki kualitas air tercemar seperti selokan, sumur, kolam, dan sungai
  • Memperbaiki kesuburan tanah

Pertanian

  • Pemupukan
  • Pestisida alami
  • Pengairan sawah

Kesehatan

  • Memperbaiki kualitas tidur dengan menempatkan eco enzyme di bawah tempat tidur
  • Mengurangi radiasi elektromagnetik dari televisi, smartphone, laptop, dan lain-lain

Kecantikan

  • Toner wajah
  • Jamur pitera eco enzyme sebagai masker wajah
  • Mama enzyme sebagai masker wajah
  • Sabun mandi atau wajah

Kehidupan sehari-hari

  • Sabun cuci piring
  • Deterjen
  • Pembersih lantai
  • Residu Eco Enzyme
  • Bahan kompos
  • Pupuk tanaman organik
  • Membersihkan saluran toilet: blender halus, tuang ke kloset di malam hari

Hasil Fermentasi Eco Enzyme: Gagal atau Berhasil?

Hasil fermentasi eco enzyme bisa gagal atau berhasil. Ciri sederhana kalau fermentasi berhasil adalah aroma segar khas fermentasi, kadang muncul jamur pitera atau mama enzyme.

Sementara itu, jika fermentasi gagal biasanya muncul jamur hitam atau bau larutan busuk seperti selokan. Namun, masih bisa diselamatkan dengan langkah tertentu.

Bonus Eco Enzyme: Jamur Pitera dan Mama Enzyme

Ketika saya browsing lewat internet atau platform YouTube, salah satu "bonus" saat membuat eco enzyme adalah munculnya jamur pitera atau mama enzyme. Jamur pitera bentuknya putih agak berbentuk serbuk di permukaan eco enzyme. Mama enzyme bentuknya seperti jeli yang berada di lapisan atas larutan eco enzyme.

Cara membuat eco enzyme
Mama enzyme (kiri) dan jamur pitera (kanan), sumber: PRCF Indonesia

Ada beberapa pendapat dari hadirnya kedua bonus dalam pembuatan eco enzyme ini. Pertama adalah pendapat yang mengatakan ini adalah berkah dan masih menjadi misteri bagaimana jamur pitera atau mama enzyme bisa tumbuh.

Pendapat kedua saya ambil dari bapak Piter Iskandar, selaku pakar eco enzyme yang mengatakan bahwa mama enzyme sebenarnya bisa didapat lewat pengkondisian tertentu. Misalnya seperti pemilihan gula yang dianjurkan memakai gula merah, lalu menambahkan kembali gula merah cair saat awal minggu ketiga.


Cara Membuat Eco Enzyme 

Ada dua resep yang sering digunakan untuk membuat eco enzyme, yaitu resep standar dan resep modifikasi. Kalau untuk belajar, bisa menggunakan resep standar dulu.

Di sini, saya menggunakan resep standar dengan tambahan bahan aromatik dan menggunakan 100% sampah buah tanpa sayuran. Kalau sampah sayur lebih prefer saya jadikan kompos.

Mengolah sampah organik jadi eco enzyme

Resep Standar

Perbandingan bahan dalam resep standar pembuatan eco enzyme adalah 1:3:10 (gula: sampah buah:air). Misalnya saja jika memiliki sampah buah 300 gram, berarti gula yang digunakan 100 gram dan air yang dibutuhkan 1000 gram atau 1 liter.

Cara pembuatannya sebagai berikut:

  1. Cacah halus berbagai macam sampah buah. Jika ingin eco enzyme wangi, bisa sertakan kulit jeruk, kulit mangga, atau kulit nanas.
  2. Cairkan gula merah dengan sedikit air, lalu timbang sesuai takaran perbandingan.
  3. Masukkan sampah buah ke wadah plastik dengan mulut wadah yang lebar. Dianjurkan untuk mengisi wadah maksimal 50-60% dari total volume wadah.
  4. Masukkan air, dan tambahkan gula merah cair
  5. Buka dan tutup wadah setiap hari, selama 2 minggu untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi.
  6. Tunggu proses fermentasi hingga 3 bulan. Letakkan wadah di tempat yang sejuk dan memiliki sirkulasi udara yang bagus.

Resep Modifikasi

Selanjutnya ada resep modifikasi untuk menghasilkan sabun cair eco enzym secara alami tanpa diolah lebih lanjut dan eco enzyme aromatik.

Sabun Cair

Perbandingan bahan yang digunakan sedikit berbeda, yaitu 1:3:1:10 (gula:sampah buah:lerak kering tanpa biji: air). Misalkan punya sampah buah 180 gram, berarti gula merah cair sebesar 60 gram, lerak kering 60 gram, dan air 600 mL. Proses pembuatan secara keseluruhan sama dengan resep standar.

Eco Enzyme Aromatik

Jika ingin menggunakan eco enzyme dengan wangi yang khas (aromatik). Bisa gunakan resep standar, lalu tambahkan kulit jeruk, kulit mangga, atau kulit nanas di awal.

Cara membuat eco enzyme
Fermentasi eco enzyme aromatik yang sedang saya coba

Bisa juga di akhir fermentasi baru ditambahkan bahan seperti jeruk, pandan, sereh, rosemary, daun mint, dll. Setelah itu difermentasi kembali selama 1 bulan.


Tips Membuat Eco Enzyme

Ada beberapa tips yang saya rangkum dari berbagai sumber, termasuk blogger pegiat eco enzyme sekaligus senior di Eco Blogger Squad, mba Latifika Sumanti. Beliau ini sangat ramah dan tidak ragu untuk berbagi via DM instagram.

1. Pemilihan Sampah Organik

Pertama tentang pemilihan sampah organik. Pilih sampah sisa buah atau sayur yang masih baik. Hindari memilih kulit buah atau sayur yang busuk.

Tips membuat eco enzyme

Kalau saya pribadi lebih suka memakai kulit buah saja atau buah yang tidak dimakan. Sampah sayur saya fokuskan untuk pembuatan kompos.

2. Pemilihan Wadah

Kedua tentang pemilihan wadah. Saya sempat pusing saat masih memakai botol karena harus lebih rutin membuang gas dan kadang sampai luber-luber saat memakai bekas botol minuman bersoda. Pernah juga meletup saat menggunakan botol air mineral karena lupa membuka tutup botol.

Ternyata, dari hasil sharing dengan mba Fika, lebih disarankan menggunakan wadah plastik dengan mulut yang lebar seperti toples. Jangan menggunakan wadah dengan mulut wadah yang sempit seperti bekas botol.

Mengolah sampah organik jadi eco enzyme

Jangan pula menggunakan botol kaca atau wadah berbahan logam. Hasil fermentasi eco enzyme bersifat asam, sehingga bisa korosif terhadap wadah logam. Sementara itu, tekanan gas hasil proses fermentasi bisa menyebabkan botol kaca pecah.

3. Pemilihan Air

Air yang bisa digunakan secara langsung adalah air sumur, air isi ulang, air mineral, dan air buangan AC. Sementara itu, air PAM dan air tampungan hujan harus didiamkan minimal 24 jam untuk meminimalisir adanya endapan kaporit untuk air PAM atau kotoran dari air hujan.

4. Gula yang Dipakai

Gula yang bisa digunakan dalam proses mengolah sampah organik jadi eco enzyme adalah molase, gula merah tebu, gula merah, gula aren, dan gula lontar. Gula pasir tidak bisa digunakan untuk membuat eco enzyme karena sudah melalui proses panjang, terdapat proses rafinasi, sehingga sudah tidak alami. 

5. Tempat Menaruh Fermentasi Eco Enzyme

Letakkan eco enzyme di ruangan yang sejuk, tidak terkena matahari langsung, dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Jauhkan dari tempat yang dekat dengan sampah, pengap, dan berpotensi untuk dihinggapi lalat.


Kendala dalam Pembuatan Eco Enzyme dan Penanganannya

Mengolah sampah organik jadi eco enzyme juga memiliki kendala dan tantangan tersendiri. Beberapa kendala yang seringkali muncul adalah belatung, jamur hitam, dan bau yang kurang sedap.

Muncul Belatung

Kemunculan belatung disebabkan karena wadah kurang rapat, sehingga lalat bisa hinggap dan memasukkan telurnya ke dalam wadah. Jadi, segera rapatkan wadah.

Jemur dengan wadah tertutup di bawah sinar matahari 30 menit selama 3 hari. Tunggu hingga 7 hari, lalu periksa kembali apakah belatung masih hidup atau sudah mati.

Muncul Jamur Hitam dan Berbau Selokan

Kemunculan jamur hitam dan bau tidak sedap juga diakibatkan wadah yang kurang tertutup rapat, lalu terkontaminasi mikroba tidak baik. Segera rapatkan wadah, pindah ke tempat dengan sirkulasi udara baik, dan bersih.

Jemur dengan kondisi wadah tertutup di bawah sinar matahari selama 30 menit. Lakukan selama 3 hari, dan amati dalam 7 hari ke depan. Jika masih berbau tidak sedap, tambahkan gula merah dengan takaran sama dengan awal.


Penutup

Larutan eco enzyme bisa dibuat dari kulit sampah buah atau sayur. Bisa juga dari sisa buah atau sayur yang sekiranya sudah tidak dimakan lagi.

Mengolah sampah organik jadi eco enzyme bisa jadi pilihan yang tepat untuk menghindari adanya food waste atau food lost. Selain memiliki segudang manfaat, eco  enzyme juga merupakan salah satu usaha kita dalam mengurangi sampah.

Referensi

  • Modul Pembuatan Eco Enzyme dari Eco Enzyme Nusantara
  • Barman, Indrani, dkk. (2022). A Systematic Review on Enzyme Extraction from Organic Wastes and its Application. J Biochem Technology. 13(3): 32-37

8 komentar

8 komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi
  • Listiorini Ajeng Purvashti
    Listiorini Ajeng Purvashti
    24 Mei 2023 pukul 11.45
    Sekarang memang lagi gencar-gencarnya untuk menjaga lingkungan, ini cara yang bagus untuk mengurangi limbah sampah, ya. Thanks for sharing mba
    Reply
  • Rani Sulaeman Ummu Ahmad
    Rani Sulaeman Ummu Ahmad
    13 Mei 2023 pukul 12.34
    Saya baru tahu kalau eco enzym manfaatnya segudang. Dan baru tahu juga kalau sampah jika diolah dengan tepat kan bermanfaat, tidak menghasilkan bau busuk. Wajib dicoba nih. Makasih banyak ya Mba sudah berbagi tulisan yang menarik
    Reply
  • Uniek Kaswarganti
    Uniek Kaswarganti
    6 Mei 2023 pukul 08.01
    Boleh juga nih ditiru langkah-langkah dalam pembuatan eco enzyme, bisa jadi upaya kita untuk zero waste dalam kehidupan sehari-hari.
    Reply
  • nhuceq
    nhuceq
    6 Mei 2023 pukul 06.41
    Masya Allah, bermanfaat sekali postingannya mba. Jadi tahu cara daur ulang sampah organik. Mantap
    Reply
  • Juwita
    Juwita
    6 Mei 2023 pukul 04.34
    Tercerahkan sekali saya dengan artikel ini MB. Masya Allah ya ternyata banyak sekali manfaat dari ECO enzim ini. Jadi pingin coba
    Reply
  • Auliya Nurrahman
    Auliya Nurrahman
    5 Mei 2023 pukul 11.20
    Salah satu manfaatnya bisa buat kecantikan, jadi toner wajah. Waah asyik banget ini hemat uang belanja toner. Pernah nyobain toner ala eco enzyme kah Mbaa?
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    5 Mei 2023 pukul 10.57
    Bagus sekali mengolah sampah organik menjadi eco enzyme yang bermanfaat untuk keperluan sehari-hari seperti pupuk tanaman, pembersih kloset, pengusir tikus, sabun cuci piring, pembersih sayuran, obat kumur, dan masih banyak lagi. Ternyata, ada kemungkinan gagal juga dalam pembuatannya ya..

    Alhamdulillah, di blogpost ini semua pembuatan eco enzyme dipaparkan secara lengkap dan jelas.
    Reply
  • Dian Restu Agustina
    Dian Restu Agustina
    5 Mei 2023 pukul 09.09
    Informatif dan detil infonya Mbak, terima kasih banyak. Iya ya, sampah organik jadi eco enzyme bisa jadi pilihan yang tepat untuk menghindari adanya food waste atau food lost.
    Juga bisa jadi solusi kita dalam mengurangi sampah.
    Reply