Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

9 Produk Ramah Lingkungan, Bestie-ku Kurangi Sampah

Produk ramah lingkungan

Halo teman online-ku yang sayang bumi! Masih semangat jaga bumi dari dampak perubahan iklim? Kalau aku, sih, masih semangat karena ini semua untuk masa depan generasi anak cucu.

Tenang, kali ini aku nggak bahas tentang apa itu perubahan iklim yang kadang bikin mikir berat, ya, ahaha. Aku akan bahas tentang produk ramah lingkungan yang sudah aku pakai untuk mengurangi sampah. Apa saja itu? Let's check it out bestie online-ku!


Urgensi Beralih ke Produk Ramah Lingkungan

Kenapa, sih, kita harus mulai beralih ke produk ramah lingkungan?”

Okay, teman online pernah baca berita tentang TPA Sarimukti yang kebakaran? Tahu, nggak, sih? Ternyata di sepanjang tahun 2023 ini tidak hanya TPA Sarimukti yang kebakaran. Faktanya ada 14 TPA di seluruh Indonesia yang terbakar. Mulai dari TPA Rawa Kucing, Tlekung, Suwung, Jatibarang, dan masih banyak lagi.

Lokasi TPA yang penuh timbulan sampah memang menghasilkan gas metana yang mudah terbakar. Selain itu metana juga salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Sudah rahasia umum kalau banyak produk komersial untuk sehari-hari yang menimbulkan sampah, bahkan kerusakan lingkungan. Kalau sampah sisa produk masih bisa diolah, serta masyarakat sadar untuk mengolah sampah, it’s okay.

Bagaimana kalau sampah produk itu tidak bisa diolah dan kesadaran masyarakat masih kurang untuk mengolah sampahnya sendiri? Pastinya hal tersebut akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, kan?

Sementara itu, bumi kita tercinta ini terus menua, rusak, dan banyak sampah yang nggak tahu lagi harus dikemanakan. So, sudah saatnya mulai beralih ke produk ramah lingkungan pengganti produk sehari-hari yang tidak ramah lingkungan.

Lalu, seperti apa produk ramah lingkungan itu?

Produk ramah lingkungan
Ilustrasi timbulan sampah (sumber: Canva Pro)


Apa yang dimaksud dengan produk ramah lingkungan?

Berdasarkan definisi dari Durif et al (2009) produk ramah lingkungan merupakan produk yang didesain atau memiliki kandungan bahan yang bisa didaur ulang, bisa mengurangi kerusakan lingkungan, atau mengurangi pencemaran lingkungan. Pada intinya produk ramah lingkungan tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

Apa saja contoh produk ramah lingkungan?

Contoh produk ramah lingkungan sudah banyak sekali yang tersedia disekitar. Mulai dari peralatan makan dan minum untuk bekal, tissu kain, sedotan stainless steel, tas kain, skincare dan masih banyak lagi.

Bahkan saat ini juga banyak UMKM lokal yang memproduksi produk-produk ramah lingkungan. Misalnya Gerai Kabupaten Lestari, SKELAS, Rumah Atsiri, Sustaination, Kinli, demibumi, dan masih banyak lagi.

Waspada dengan Produk Greenwashing!

Aku pernah beli produk detergen yang di kemasannya tertulis embel-embel ramah lingkungan. Awalnya aku pikir, “oh, waw, udah ramah lingkungan, nih.

Ternyata, oh, ternyata, hanya kemasannya aja yang ramah lingkungan, bahan yang dipakai tetap mengandung SLS dan aditif lainnya. Itu pun aku juga belum bisa memastikan apakah kemasan plastik yang digunakan benar-benar degradable.

Nah, produk seperti ini harus diwaspadai karena bisa jadi masuk ke dalam kategori “Greenwashing”.

“Apa yang dimaksud dengan greenwashing?”

Greenwashing adalah strategi pemasaran atau komunikasi untuk membuat sesuatu tampak berkelanjutan (sustainable), padahal tidak.”

Dilansir dari Greennetwork.id, secara umum ada beberapa ciri produk yang sering melakukan greenwashing, yaitu:

  • Menggunakan kata-kata agar tampak keberlanjutan seperti “alami”, “natural”, atau “ramah lingkungan” di dalam produk, layanan, atau program tanpa dasar, serta tidak memiliki bukti.
  • Melakukan promosi produk berkelanjutan untuk mengaburkan fakta aktivitas berbahaya di baliknya. Misalnya, perusahaan yang menggunakan kemasan daur ulang, tapi membuang limbah beracun ke sungai
  • Menggunakan sertifikasi yang bias atau tidak berbasis sains untuk mendukung klaim keberlanjutan.
  • Mempromosikan keberlanjutan namun tetap mendorong orang menjadi konsumtif.
  • Menempatkan tanggung jawab terutama pada individu (konsumen dan warga). Padahal, perusahaan atau produsen juga ikut memiliki tanggung jawab.


Produk Ramah Lingkungan Bestie-ku untuk Daily Use

Masih bingung dengan produk ramah lingkungan? Tenang, aku akan share beberapa produk ramah lingkungan yang sudah aku pakai di rumah. Bisa dibaca-baca dulu, siapa tahu pengen coba, ye, kan?

1. Alat Makan dan Minum

Produk ramah lingkungan

Produk ramah lingkungan pertama yang menurutku wajib ada adalah alat makan dan botol minum. Misalnya foldable lunch box, tumblr, snack bag, dan lain-lain. Nggak hanya untuk bekal, tapi juga aku gunakan saat take away di restoran cepat saji.

Malu, ih! Masa bawa-bawa kotak makan sama tumblr kemana-mana?

Pilih malu atau pilih dideportasi sama bumi, sis? Okay, kalau masih malu-malu tapi mau, bisa coba perlahan untuk berubah. Misalnya tiap hari Senin wajib bawa tumblr dan kotak makan.

Selanjutnya bisa seminggu dua kali, tiga kali, dan seterusnya sampai kuat mental. Aku pun juga mulai dengan komitmen seminggu sekali kalau keluar wajib bawa 2 wadah itu, kok.

2. Tissue Kain

Produk ramah lingkungan

Tissue kain juga bisa jadi produk ramah lingkungan yang bisa kamu andalkan di rumah. Meskipun aku masih belum bisa lepas dari tissue basah, tapi kehadiran tissue kain ini bisa mengurangi penggunaan tissue kering di rumah.

Lumayan hemat juga, loh, nggak nyampah pula. Minusnya kudu cuci-kering-pakai pakai sabun lerak biar awet dan air cucian lebih ramah lingkungan.

3. Kapas Kain

Produk ramah lingkungan

Buat teman online yang rutin skincare-an, bisa coba juga kapas kain (reusable cotton pad) sebagai pengganti kapas sekali pakai. Usia pakai tergantung seberapa sering kamu memakai kapas kain. Biasanya untuk 3-4 tahun.

Karena sudah jarang make up, maka hanya butuh 6 kapas kain. Buat teman online yang masih sering make up, minimal sedia 12 kapas kain.

4. Pembalut Kain

Produk ramah lingkungan

Jujur saat menggunakan pembalut kain, rasanya seperti kembali ke zaman baheula. Kata ibuku dulu saat masih muda, beliau menggunakan pembalut kain dari kain jarik atau kain katun lainnya. Risikonya ya sering bocor kalau tidak segera diganti.

Untungnya, sekarang sudah ada pembalut kain yang memiliki lapisan bahan penyerap. Bahkan sudah ada celana menstruasi juga. Namun, tantangannya itu memang mencuci, mengeringkan, dan wajib stripping kalau sudah lama dipakai.

5. Menstrual Cup

Produk ramah lingkungan

Nah, ini dia menurutku solusi menstruasi yang anti ribet, berkelanjutan, dan tentu ramah lingkungan. Kenalin, si menstrual cup yang bisa dipakai terus hingga 10 tahun lamanya (tergantung merk).

Kebetulan kapan lalu aku dan temanku si Merry beli organik menstrual cup dari All Matters dengan harga diskon beli 1 dapat 1 ahahay. Kalau beli sendiri harganya lumayan menguras dompet, euy.

Kenapa mahal? Sebab menstrual cup ini, kan, cara pakainya harus dimasukkan ke lubang vagina. Otomatis perlu bahan yang non-allergenic, tersertifikasi organik, dan aman. Terlebih lagi, menstrual cup bisa dipakai berulang-ulang hingga beberapa tahun.

6. Eco Enzyme

Produk ramah lingkungan

Kalau teman online punya sampah kulit buah, cobain, deh bikin fermentasi eco enzyme sendiri. Bahannya cukup mudah hanya kulit buah, gula merah, dan air.

Apa saja kegunaan eco enzyme?

Banyak banget, loh! Cairan ajaib multifungsi ini bisa dipakai untuk skincare, menyiram tanaman, mencuci piring, mengepel lantai, dan masih banyak lagi. Kalau aku sempat membuat sabun cuci piring dari eco enzyme dan cairan semprot untuk membersihkan semacam hama di tanaman murbei.

7. Sabun Lerak

Produk ramah lingkungan

Sabun lerak merupakan alternatif pengganti sabun cuci piring atau sabun cuci baju yang ramah lingkungan. Cara membuat sabun lerak juga cukup mudah. Rendam lerak di dalam air seharian, peras-peras, tambahkan garam, rebus, dan tambahkan minyak esensial.

Busa yang dihasilkan memang tidak sebanyak bisa sabun cuci komersial. Namun, daya bersihnya cukup kuat kalau melalui proses perendaman dulu. Kekurangannya hanya bisa menimbulkan stain kuning kecoklatan pada kain berwarna putih.

8. Tas Kain untuk Belanja

Produk ramah lingkungan

Di kota Surabaya, semua minimarket sudah dilarang menggunakan kantong plastik. Pembeli wajib membawa tas kain sendiri atau membeli tas kain yang ada di minimarket tersebut. Kalau di kotamu, gimana?

Alhasil, di awal-awal aku sering lupa membawa tas kain, hingga koleksi tas kain dari berbagai minimarket. Namun, seiring berjalannya waktu aku terbiasa membawa kain. Nah, tas kain yang menumpuk di rumah sering aku hibahkan ke tetangga atau teman.

9. Bodycare

Produk ramah lingkungan

Produk ramah lingkungan dari ranah perawatan badan aku memang belum nemu banyak yang betul-betul ramah lingkungan. Kalau menggunakan bahan alam asli sudah banyak seperti Sensatia Botanicals, N’PURE, La Natura, dll.

Kalau bodycare yang ramah lingkungan dari proses produksi, hingga mikirin sampai ke packaging, dan sampah, aku baru menemukan Serenitree. Itu, loh, produk dari salah satu founder Kertabumi Recycling.

Serenitree ini menggunakan bahan yang ramah lingkungan, tanpa SLS, tanpa Paraben, atau bahan kimia yang berisiko merusak lingkungan. Selain itu, kemasannya juga tanpa label plastik, mudah didaur ulang, dan saat botol kosong bisa dikembalikan ke pabrik Serenitree.


Yuk, Beralih ke Produk Ramah Lingkungan agar Bumi Makin Sehat!

Gimana, nih, teman online sudah memiliki bayangan bakal tetap menggunakan produk sebelumnya atau ingin beralih ke produk ramah lingkungan? Sebagai awalan, teman online bisa mulai beralih ke produk ramah lingkungan yang berkelanjutan secara perlahan.

Sebab, memang rata-rata produk ramah lingkungan itu mahal. Jadi bisa cicil aja pembelian produk ramah lingkungan, sambil belajar membiasakan diri. Nanti, kalau terbiasa bakal ketagihan, kok, untuk terus menjaga bumi. So, tetap semangat jaga bumi, teman online-ku!


Referensi

  • Durif, F., Roy, J., Dube, F., K. Lebrun. 2009. Towards a better understanding of consumer's reluctance to buy green products: An exploratory study on perceived risks. Proceedings of the International Nonprofit and Social Marketing (INSM) Conference, Melbourne (Australia), pp 9
  • https://greennetwork.id/unggulan/kenalan-dengan-greenwashing-dan-cara-menghindarinya/
  • https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230919101416-20-1000785/kebakaran-tpa-sampah-di-bandung-solo-hingga-semarang-api-belum-padam

7 komentar

7 komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi
  • Antung apriana
    Antung apriana
    27 Desember 2023 pukul 11.51
    beberapa produk di atas sudah aku gunakan mbak kayak menstrual cup sama bikin ecoenzyme. alhamdulillah bersyukur banget bisa mengurangi sampah pembalut sejak pakai menstrual cup ini
    Reply
  • Shafira Adlina
    Shafira Adlina
    27 Desember 2023 pukul 11.46
    aku belum berhaisl pakai pembalut kain nih, waktu itu baru 3x periode dan masih kurang bener nyucinya huhu. coba mbak bikin artikel khusus pembalut kain mbak ehehe
    Reply
  • Simiati257
    Simiati257
    27 Desember 2023 pukul 10.56
    PR banget nih, pengen banget coba menstrual cup, tapi masih ragu aja, pdhal itu salah satu cara untuk ramah lingkungan
    Reply
  • Sabrina
    Sabrina
    27 Desember 2023 pukul 10.55
    Terima kasih mba Anggita selalu mengingatkan saya khususnya mengenai bagaimana menjaga lingkungan, kita harus berjuang bareng-bareng untuk menjaga kesehatan dan keselamatan bumi kita, beberapa poin di atas sudahs aya lakukan, semoga lainnya bisa ikutan menyusul juga
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    27 Desember 2023 pukul 03.40
    Nuhun, ka Anggita..
    Jadi punya referensi lain mengenai skincare yang ramah lingkungan. Aku selama ini pakai 2 produk korea yang dari sebelum aku mengenal produk ramah lingkungan, si produk ini uda konsisten bikin campaign tukar botol dapet produk ramah lingkungan seperti saputangan kain yang dibungkus cantik.

    Tapi ngide mengganti tisu dengan tisu kain ini unik sekaliii..
    **nanti aku ikutan hunting tisu kain aah.. ^^
    Reply
  • Juwita
    Juwita
    26 Desember 2023 pukul 03.35
    Beberapa kali ingin mencoba konsisten dengan produk ramah lingkungan tapi belum juga terlaksana
    Reply
  • Ning!
    Ning!
    25 Desember 2023 pukul 19.35
    Mba aku juga pakai pembalut kain, dan memang agak repot, apalagi pas awal-awal karena stok belum banyak jadi agak kelimpungan kehabisan stok. Tapi jadi lebih hemat dan nggak bingung buang sampah pembalut sekali pakai yang biasanya numpuk.
    Reply