Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Menerapkan Metode Islamic Montessori Based di Rumah

Menerapkan metode Montessori di rumah

Halo, teman online! Pada setuju, nggak, sih? Kalau pendidikan dalam lingkup keluarga itu sangat mempengaruhi karakter, perilaku, serta kebiasaan anak. Bahkan, poin ini juga di-iya-kan oleh Kemdikbud dalam taglinePendidikan Keluarga adalah Pendidikan yang Utama”. 

Dulu, aku termasuk yang memiliki prinsip menyerahkan anak sepenuhnya kepada sekolah. Namun, semua itu berubah sejak aku mengenal prinsip Montessori dari Dr. Maria Montessori, serta pengembangannya dalam metode Islamic Montessori dari Ms. Zahra Zahira.

Sudah hampir 3 tahun aku menerapkan metode Islamic Montessori Based di rumah sebagai pendidikan keluarga. Memang, apa pentingnya pendidikan dari rumah di usia dini? Apa sih, sebenarnya metode Islamic Montessori based ini? 


Cerita Anak Pesisir Sampai Mengenal Metode Islamic Montessori Based

Sekitar beberapa belas tahun yang lalu, ah, jadi ketahuan ya seberapa tuanya diriku ha-ha-ha! Kira-kira saat masih kuliah dulu, lah, aku pernah mendapatkan dana hibah pengabdian masyarakat ke masyarakat pesisir Kenjeran.

Menerapkan metode Islamic Montessori

Aku bersama tim merancang suatu permainan bernama Benzene Ring Games untuk menyelesaikan masalah nilai pelajaran IPA yang anjlok. Di dalam rangkaian permainan tersebut, aku juga menyisipkan nilai karakter.

Kenapa? Saat pertama kali survey ke sana, masyaAllah tingkah mereka lumayan menantang wkwkwk! Sebenarnya mereka baik, kok, cuma ada sesuatu yang menyebabkan karakter, perilaku, serta kebiasaan mereka bisa dibilang masih buruk.

Aku dan tim percaya kalau sesuatu yang buruk itu bukan murni karena mereka. Pasti ada faktor eksternal yang membuat mereka seperti itu. Masih bocah kelas 1-3 SD, loh, nggak mungkin tiba-tiba mereka nakal begitu saja.

Singkat cerita, kami pun coba survei lingkungan sekitar, serta orang tua mereka. Kami wawancara mereka satu per satu. Ada yang mungkin sudah menebak, “pasti gara-gara lingkungan atau orang tua? Ye, kan?

Yap! Tebakan itu benar. Hampir 80% orang tua mereka adalah nelayan yang kurang memperhatikan pendidikan baik dari rumah, maupun di sekolah. Mereka memasrahkan 110% pendidikan dan akhlak anaknya ke sekolah.

Menerapkan metode Islamic Montessori

Ya, nggak salah, sih, tapi nggak benar juga. Setidaknya, orang tua tetap mengajarkan adab atau practical life skill dari rumah. Sebab, guru di sekolah bukan orang tua yang bisa senantiasa memahami 100% anak secara personal.

Saat itu, aku hanya bisa menemukan akar permasalahan, serta solusi sementara. Aku belum menemukan metode untuk menanamkan karakter anak di rumah secara sederhana.

Bertahun-tahun kemudian, aku pun sudah menikah dan memiliki anak. Aku masih clueless kalau ditanya metode pendidikan keluarga yang bisa membentuk karakter atau perilaku anak. Hingga aku menemukan Instagram Ms. Zahra Zahira yang mengenalkan metode Islamic Montessori.

AHA! Ini metode pendidikan anak yang bisa menjawab apa yang aku risaukan sejak dulu.” Begitu pikirku saat pertama kali mengenal prinsip, konsep, dan filosofi dari Montessori.

Menurutku, metode Montessori adalah metode tepat yang bisa diterapkan di rumah sebagai pendidikan keluarga. Anak bisa bermain sambil belajar, serta mengenal adab dan practical life skill secara bersamaan.


Metode Islamic Montessori Based untuk di Rumah

Metode Islamic Montessori ini bisa dibilang pengembangan dari metode Montessori Dr. Maria Montessori. Ms. Zahra Zahira yang merupakan lulusan sarjana montessori yang memperkenalkan metode Islamic Montessori.

Menerapkan metode Islamic Montessori based

Prinsip Metode Islamic Montessori

Prinsip Islamic Montessori ini pada dasarnya sama dengan Montessori pada umumnya. Berdasarkan buku tentang Montessori yang pernah aku baca seperti Jatuh Hati Pada Montessori karya Vidya Dwina Paramita (2018). Prinsip, serta filosofi utama Montessori yang harus dipegang adalah:

  1. Menghormati pilihan anak
  2. Anak memiliki kebebasan untuk menentukan sendiri pilihan aktivitas yang ia sukai.
  3. Ruang belajar di sekolah atau rumah perlu diatur sedemikian rupa guna mendukung proses belajar.
  4. Anak berlatih untuk mandiri lewat kebiasaan saat belajar.
  5. Guru atau orang tua memang mengikuti keinginan anak dalam belajar, tapi juga harus melakukan observasi terhadap perilaku anak.

Area Pembelajaran dalam Islamic Montessori

Ada 6 area dalam pembelajaran Montessori mulai dari culture, sensorial, math, language, practical life, serta art & craft. Namun, ada tambahan area islamic studies dalam penerapan metode berdasarkan Ms. Zahra Zahira. Metode ini juga menerapkan Quran based play dalam kegiatan.

Jadi, dalam sekolah Islamic Montessori milik Ms. Zahra Zahira ada pembelajaran adab Islam, bahasa arab, dan practical life dengan nuansa islami. Semuanya tetap menggunakan prinsip dasar Montessori dari Dr. Maria Montessori.


Langkah Menerapkan Metode Islamic Montessori Based di Rumah

Sudah ada gambaran, kan, tentang metode Islamic Montessori? Nah, kalau aku pribadi hanya menerapkan prinsip serta filosofi dari Islamic Montessori. Bisa juga disebut Islamic Montessori based.

Kenapa seperti itu?

Aku tidak menggunakan aparatus asli Montessori karena kebanyakan harganya wow syekali. Ada sih beberapa aparatus Montessori yang aku punya seperti SPL (Sand Paper Letter) dan LMA (Large Movable Alphabet) versi kecil.

Jadi, aku hanya mengadaptasi prinsip Islamic Montessori, lalu menerapkannya sebagai pembelajaran di rumah. Beberapa hal yang biasanya aku lakukan saat akan eksekusi metode Islamic Montessori based adalah sebagai berikut.

1. Menetapkan Tema

Salah satu ciri khas pembelajaran Montessori biasanya ada tema besar untuk mencakup semua area pembelajaran. Misalnya tema My Body. Nanti semua kegiatan pada hari atau minggu itu berdasarkan tema tersebut:

  • Sensorial: mencocokkan suara hewan dengan figurin hewan.
  • Culture: menyusun organ tubuh manusia
  • Islamic studies: belajar doa harian dengan kedua tangan.
  • Dan seterusnya.

2. Quran Journaling

Menerapkan metode Islamic Montessori di rumah

Ini tidak wajib, sih, tapi biasanya aku selalu melakukan Quran Journaling dengan tema yang sudah ditentukan. Maksudnya biar aku juga belajar dulu sebelum bermain dengan si kecil.

Jadi aku bisa paham hubungan antara ayat Al-Quran dan tema permainan yang akan dilakukan. Maknanya apa, hubungannya apa dengan kebiasaan sehari-hari.

3. Menyusun Lesson Plan

Setelah memahami kaitan tema besar dan pelajaran dari Al-Quran, aku segera mencari ide bermain. Biasanya aku peroleh dari buku Ms. Zahra Zahira, Pinterest, Instagram, atau beberapa blog parenting.

Barulah setelah itu aku susun lesson plan berdasarkan area Islamic Montessori. Mulai dari islamic studies, hingga art& craft. Beri juga detail alat dan bahan apa yang diperlukan dalam kegiatan.

4. Membentuk Ruangan Bermain

Metode Islamic Montessori based

Di rumah aku membentuk ruang bermain sesuai prinsip Montessori. Dimulai dari pengelompokan mainan berdasarkan jenis yang ditaruh keranjang atau wadah. Jadi tidak dicampur aduk jadi satu.

Selain itu juga ada beberapa tray (wadah) khusus untuk meletakkan satu set keperluan bermain sesuai area dalam Islamic Montessori. Nantinya si kecil akan memilih sendiri akan mulai kegiatan bermain yang mana dulu.

5. Menerapkan Kebiasaan Islami

Salah satu ciri khas dalam Islamic Montessori adalah membiasakan anak membaca basmalah sebelum mulai kegiatan dan hamdalah setelah selesai. Kalau anak sudah hafal doa belajar, boleh juga diterapkan sebelum memulai kegiatan.

6. Evaluasi dan Observasi

Kadang, dalam melakukan kegiatan dengan metode Islamic Montessori based ada beberapa kendala. Seperti anak yang tidak mau bermain, cepat bosan, atau tidak fokus.

Nah, tugas kita sebagai orang tua adalah melakukan evaluasi. Tulis di buku atau catatan terserah tentang kendala tersebut. Lakukan pula observasi untuk menemukan akar masalah anak.

Kalau bingung, aku punya studi kasus dari pengalamanku. Saat si kecil masih berusia 2 tahun, seringkali ia ingin merusak media bermain yang aku buat.

Pasti kzl, kan? Ih, sudah susah-susah bikin malah dirusak!

Nah, kalau menerapkan metode Montessori, kita tydack boleh ngamok dulu. Justru reaksi si kecil tersebut harus kita pelajari sebagai bentuk evaluasi dan observasi.

Pola pikirnya harus diubah dari:

“Loh, kok dirusak, harusnya dibuat mainan sesuai fungsinya, dong!”

Menjadi:

“Loh, kok, dirusak? PR untuk observasi, nih.”

Setelah melakukan observasi yang tentunya membutuhkan waktu, aku menemukan kalau si kecil memang punya rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika diberi mainan atau kegiatan baru, dia pasti lebih penasaran dengan “behind the scene”.

Terlebih lagi, usia 2 tahun memang bukan usia yang sepenuhnya bisa mengikuti rules kegiatan. Rentang konsentrasi juga masih pendek.

Kesimpulannya, aku harus merancang kegiatan yang bisa melibatkan si kecil untuk eksplorasi media bermain. Aku juga harus memikirkan kegiatan yang membutuhkan rentang konsentrasi pendek.


Penutup

Bagiku pendidikan keluarga itu sangat penting dalam membentuk karakter anak. Sebagus atau semahal apapun sekolah formal, tidak akan bisa menggantikan keistimewaan pendidikan keluarga.

Aku lebih nyaman menggunakan Metode Islamic Montessori based dalam membersamai si kecil di rumah. Sebab, menurutku metode tersebut yang saat ini dapat mengakomodasi kecerdasan si kecil.

Selain Islamic Montessori based juga ada metode lain seperti Charlotte Mason, Sariswara, Reggio Emilia, dan lain sebagainya. Teman online bebas memilih sesuai kenyamanan, serta kebutuhan anak.


Referensi

Zahira, Zahra. 2019. Islamic Montessori Inspired Activity. Yogyakarta: Bentang Pustaka

Paramita, Vidya Dwina. 2018. Jatuh Hati Pada Montessori. Yogyakarta: Bentang Pustaka

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/07/pendidikan-keluarga-adalah-pendidikan-yang-utama

15 komentar

15 komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi
  • Bunda Saladin
    Bunda Saladin
    14 Desember 2023 pukul 05.14
    Yes Kak. Adab sebelum ilmu. Anak juga diajari dengan demokratisntapi mengutamakan nilai2 keislaman ya. Dulu kukira montessori cuma buat anak TK. Ternyata buat anak SD juga bisa. Jadi makin tertarik belajar montessori islami.
    Reply
  • Farida Pane
    Farida Pane
    13 Desember 2023 pukul 20.17
    Aku malah jadi penasaran dengan benzena ring game. Btw, tiap anak memang berbeda ya karakternya. Tinggal gimana kita cari cara belajar yang sesuai
    Reply
  • Bayu Fitri
    Bayu Fitri
    13 Desember 2023 pukul 19.12
    Prinsip Metode Islamic Montessori bisa diterapkan nih supaya nak jadi lebih terarah dan orang tua jadi ada gambaran dalam membimbing anaknya, bagus banget konsepnya
    Reply
  • Uniek Kaswarganti
    Uniek Kaswarganti
    13 Desember 2023 pukul 14.40
    Kalau membaca panduannya, anak2 akan lebih nyaman dalam menyerap hal2 yg diajarkan yaaa dg metode montessori Islami ini.
    Reply
  • Ella Fitria
    Ella Fitria
    13 Desember 2023 pukul 09.40
    Bagiku, pendidikan dalam lingkup keluarga penting banget. Aku selalu menekankan pada diriku bahwa anakku kelak harus aku didik terlebih dahulu sebelum mengenyam pendidikan dari luar.
    Reply
  • Dee_Arif
    Dee_Arif
    13 Desember 2023 pukul 09.08
    Wah artikel ini sangat membantu para orang tua yang ingin menerapkan metode Montessori islami di rumah mbak
    Reply
  • SHalikah
    SHalikah
    13 Desember 2023 pukul 08.01
    Wah, dulu saya juga sempat ikut training Islamic Montessori ini. Coachnya kebetulan Ms Zahra sendiri. Seru banget sih belajar menerapkan pendidikan berbasis montessori ini, terlebih lagi yang dibangun Ms Zahra juga mengutamakan nilai-nilai agama yang kuat. Salah satu fokusnya mempersiapkan anak untuk kelak bisa hidup mandiri sebaik-baiknya sejak dini.
    Reply
  • nurul rahma
    nurul rahma
    13 Desember 2023 pukul 05.54
    ini bisa diterapkan di kluarga masing2 yah
    supaya anak2 makin sholeh/ah dan berdaya.
    mantab betuulllll
    Reply
  • Okti Li
    Okti Li
    13 Desember 2023 pukul 00.22
    Menerapkan kebiasaan islami ini sangat susah lho. Saya alami ketika ingin membiasakan anak lelaki untuk solat berjamaah di masjid, subuh sampai harus saya gendong dan ditungguin. Tapi worth it karena sekarang ia sudah terbiasa berangkat ke mesjid sendiri. Alhamdulillah. Bisa karena dibiasakan hehe...
    Reply
  • Antung apriana
    Antung apriana
    12 Desember 2023 pukul 13.34
    keren mbak sudah bisa menerapkan montessori di rumah. sekarang sebenarnya juga ada ya sekolah dengan basic montessori ini cuma mungkin biayanya agak mahal dan tidak semua daerah ada jadi kalau bisa diterapkan di rumah why not?
    Reply
  • Rhoshandhayani KT
    Rhoshandhayani KT
    12 Desember 2023 pukul 12.14
    Wuah keren banget bisa menerapkan islamic montessori

    montessori aja udah bagus, apalagi kalau ditanamkan pendidikan agama islam ya
    pasti si kecil berilmu dan beradab
    Reply
  • Dyah Kusumastuti Utari
    Dyah Kusumastuti Utari
    12 Desember 2023 pukul 10.46
    Banyak sekali metode pembelajaran yang ada ya mbak, balik lagi metode mana yang lebih sesuai dan nyaman dan sesuai dengan value keluarga karena pendidikan keluarga itu penting banget
    Reply
  • Blogger Surabaya
    Blogger Surabaya
    11 Desember 2023 pukul 18.36
    Setuju banget dengan bagian kalimat kakak kalau pendidikan keluarga membawa peranan sangat penting bagi anak dan perkembangan karakternya. Bukankah anak pertama kali mendapat pengalaman dari rumah
    Reply
  • Juwita
    Juwita
    11 Desember 2023 pukul 04.48
    Menerapkan metode islamic Montessori sangat tepat bagi keluarga muslim. Hanya Umma terkendala tidak konsisten dan malas ekplorasi serta menyiapkan media akhirnya selalu gagal menerapkan metode ini
    Reply
  • Hindun Uswatun Nisa
    Hindun Uswatun Nisa
    10 Desember 2023 pukul 17.55
    Keren banget... MasyaAllah, metode nya pasti menyenangkan utk anak. Salfok dengan Qur'an journaling. Sebelum mengajarkan pada anak tentunya orang tua harus benar-benar belajar juga ya bun...
    Reply