Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Pengalaman Menghadapi Masa Terrible Three Anak, Siapkan Stok Sabar!

Pengalaman Menghadapi Masa Terrible three anak

"Bunda, aku mau cari excavator," rengek si kecil minta mainan kesayangannya.

"Iya, sayang," ucapku sambil mengambil excavator yang tersimpan di lemari atas, lalu memberikan mainan itu pada si kecil.

Tiba-tiba ia menjerit, lantas bergulung-gulung di kasur sambil menangis histeris. Aku pun sedikit syok, lalu berpikir keras, "apa salahku pada bocah berusia 3 tahun ini?"


Kasus Mainan Excavator dan Keinginan Bocah Berusia 3 Tahun

Sedikit lama aku tertegun dalam teka-teki kenapa bocah berumur 3 tahun ini menangis saat aku berikan mainannya. Rasanya seperti menyelesaikan persamaan yang paling ditakuti di jurusan Kimia, persamaan Schrödinger.

Berkali-kali dia mengatakan sesuatu sambil menangis,"aku mau cari excavator, kembalikan excavator-nya!"

Lama aku bengong, sampai akhirnya sebuah wangsit jawaban muncul begitu saja dalam benakku,"oh, iya, iya, maaf, Bunda nggak ngerti."

Aku memasukkan kembali mainan excavator itu ke dalam lemari. Lalu aku gendong si kecil yang saat itu masih menangis untuk mendekati lemari bagian atas, "noh, silakan dicari sendiri mainan excavator-nya."

Masa terrible three anak
Kasus excavator anak di masa terrible three (sumber: Canva Pro)

Ajaib! Si bocil yang sering membuat kepalaku akhir-akhir ini pusing langsung tersenyum senang. Ia berhasil 'mencari' mainan excavator sesuai permintaannya.

Kejadian macam ini tidak hanya sekali terjadi, tapi makin sering terjadi sejak si kecil berusia 3 tahun. Tragedi mainan excavator ini masih kasus ringan. Beberapa kasus berat di luar nurul yang pernah terjadi seperti minta adik bayi punya tetangga, minta ingusnya dikembalikan, sampai minta ular. Lah, dikira mamaknya ini Panji si petualang. Ha-ha-ha!

Aku pikir anakku ini antik, ternyata banyak juga yang mengalami kasus seperti ini saat anaknya memasuki usia 2 atau 3 tahun. Bahkan dengan cerita-cerita lebih absurd lainnya.

Terrible three! Begitu istilah yang aku temukan, merujuk kondisi si kecil yang begitu menguras emosi mulai usia 3 tahun. Ada juga istilah terrible two ketika semua fase ini mulai tampak di usia 2 tahun. Sebenarnya apa, sih, masa terrible two atau terrible three ini? 


Masa Terrible Three, Drama Baru di Dunia Ibu

Kenapa sampai dinamakan terrible three? Baca kata-kata 'terrible' aja pasti sudah terasa vibes negatifnya ya? Kalau boleh aku memberikan gambaran singkat, drama terrible three ini bakal lebih membuat syok terapi daripada drama GTM.

Aku pribadi sampai pernah dibuat nangis, nih, karena kelakuan si kecil yang ke-absurd-annya sudah di luar galaksi bima sakti, hiks. Untung pak suami sabar menghadapi kami berdua, ha-ha-ha!

Apa itu Masa Terrible Three?

Dilansir dari Orami yang mengutip pendapat seorang profesor psikologi di George Mason University di Amerika Serikat, Susanne Ayers Denham, Ph.D, fase terrible three ini adalah masa saat Identitas anak sedang berkembang. Anak akan mulai menguji power, serta seberapa jauh keinginan mereka bisa tercapai. Namun, kemampuan komunikasi dan emosi anak masih berkembang, sehingga anak akan lebih sering frustasi dan tantrum. Apalagi ketika apa yang mereka mau belum terpenuhi.


Ciri Anak Memasuki Masa Terrible Three

Masa terrible three anak
Anak di masa terrible three (sumber: Canva Pro)

Mungkin ciri yang aku sebutkan ini nggak selalu ada di setiap anak karena memang berdasarkan pengalaman pribadi. Jadi, setiap anak memang berbeda, ya, Bun.

Sulit Tidur Siang

Awalnya aku pikir ini hal yang wajar ketika anak mulai menolak untuk tidur siang. Biasanya, sih, dia selalu tidur siang, ta-tapi aku mulai bertanya-tanya ketika hampir setiap hari hal ini terjadi.

Bahkan, tiada hari tanpa drama menangis sebelum tidur siang. Padahal, ya, ujung-ujungnya dia tidur karena mengantuk. Mana tidurnya lama pula.

Perubahan Suasana Hati yang Cepat

Si kecil sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat, persis mamak-mamak yang lagi PMS. Bangun tidur bisa happy, nanti beberapa jam kemudian bisa tiba-tiba rewel karena suatu hal yang kadang tidak jelas.

Permintaan Absurd

Nah, ini, bagian yang paling membuatku pusing karena kadang si kecil mulai punya keinginan atau permintaan yang absurd. Misalnya seperti minta masuk ke dalam TV atau minta jadi koala. Pernah juga minta bikin adik dari playdouhgh. Rasanya mamak ingin jadi pohon saja, Nak (T.T).

Negosiasi Mulai Alot

Jujur, saya lebih memilih negosiasi dengan bapak dan ibu dosen penguji saat sidang kampus saya dulu daripada harus negosiasi dengan si kecil. Negosiasi dengan si kecil di fase terrible three ini sangat alot, susah, dan tidak bisa ditipu dengan trik sama sekali. Bahkan, proses negosiasi bisa berjalan berjam-jam, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu untuk mencapai kata,"okay, Bunda."

Sering Tantrum

Sebenarnya fase anak mulai bisa tantrum ini sudah ada dalam diri si kecil sejak berusia 2 tahun. Namun, saat usia 2 tahun masih level easy untuk menenangkan tantrum. Saat masuk ke fase terrible three, MasyaAllah sudah masuk level medium yang cukup membuat hayati lelah.


Pengalamanku Menghadapi Si Kecil yang Memasuki Fase Terrible Three

Nah, saat memasuki fase terrible three ini, aku sering merasa banyak energi kehidupanku yang hilang, wkwkwk! Mungkin belum sempurna sesuai teori parenting, tapi beginilah caraku menghadapi si kecil. Siapa tahu bisa jadi inspirasi, hihihi!

1. Minta Stok Sabar Kepada Allah

Pertama kali hal yang aku lakukan adalah minta stok sabar kepada Allah. Berdoa yang banyak, istighfar yang banyak. Mungkin sabarnya manusia ada batasnya, ya, tapi sabarnya Allah itu nggak ada batasnya.

2. Temani Si Kecil, Eratkan Bonding

Dibalik sikap si kecil yang terasa "terrible" itu, sebenarnya si kecil sedang ingin benar-benar ditemani. Kenapa aku bisa bilang seperti ini?

Berdasarkan pengalamanku, si kecil selalu ingin dipeluk saat berada di fase terrible three. Kadang cuma ingin dipangku atau dipukpuk saja.

3. Berikan Banyak Ruang untuk Bermain

Selama si kecil mengalami fase terrible three, aku sadar kalau dia kekurangan ruang untuk bermain. Si kecil tipe yang mudah bosan dan lebih suka eksplore alam.

Masalahnya akhir-akhir ini kualitas udara, serta cuaca sedang kurang baik. Alhasil, aku pun membatasi si kecil untuk bermain di luar.

Nah, akhirnya aku harus cari ide kegiatan yang bisa dilakukan indoor atau maksimal di sekitar rumah saja. Mulai dari melakukan eksperimen sains, nature walk di sekitar rumah, dan berbagai ide bermain lainnya.

4. Berikan Afirmasi Positif

Terakhir, selalu berikan afirmasi positif, terutama saat kesal dengan anak. Jujurly, tingkah si kecil saat terrible three ini amat sangat menjengkelkan bagiku. Usahakan saat jengkel atau marah keluarkan kalimat dengan afirmasi positif seperti, "masyaAllah anak sholeh! Anak pintar! Anak cerdas!"

Bisa juga saat marah, lakukan teknik tahan napas 7 detik, hembuskan, lalu baru berbicara. Biasanya rasa jengkel atau marah akan sedikit reda, sehingga mungkin bisa lebih lemah lembut saat memberikan afirmasi positif.


Kesimpulan

Masa terrible three ini merupakan masa yang sangat menantang sekaligus melelahkan. Bahkan, saya sering ikut menangis saat lelah menghadapi tingkah si kecil yang sedikit-sedikit tantrum

Di masa ini juga manajemen emosi ibu sangat diuji. Mungkin bisa jadi ini merupakan tempaan dari Sang Pencipta untuk ibu, serta kesempatan bonding dengan anak.

Di zaman yang semakin edan saat ini, menurutku bonding dengan anak sangat penting. Jangan sampai anak lebih lengket dengan orang lain dibandingkan kita sebagai orang tua. Apalagi saat menghadapi masa terrible three, anak akan sangat membutuhkan kehadiran kita secara nyata.


Referensi

https://www.orami.co.id/magazine/simak-moms-ini-tips-menghadapi-terrible-three

https://babyologist.com/blog/mengahadapi-si-kecil-dalam-fase-terrific-three--n27932

15 komentar

15 komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi
  • Goresan hati
    Goresan hati
    19 November 2023 pukul 23.16
    Anakku gak tantrum sih, tapi ciri lainnya kok mirip ya. Tapi emang iya kalau tingkah anakku sekarang makin menguji kesabaran.
    Reply
  • Siska Dwyta
    Siska Dwyta
    19 November 2023 pukul 21.53
    Ya ampun permintaan anaknya absurd banget, hihi, ibunya harus banyakin stok sabar nih apalagi kalau diikuti dengan tantrum ya. Makin bikin kepala pusing tapi yah dinikmati saja karena emang lagi fasenya anak bertingkah begitu.
    Reply
  • Kyndaerim
    Kyndaerim
    19 November 2023 pukul 21.49
    Keknya aku ada di fase ini deh. Ya memang kudu sabar, mo gimana lagi coba. Intinya bisa kasih pengertian juga sih.
    Reply
  • DePurpose
    DePurpose
    19 November 2023 pukul 21.39
    Bener banget. Anak saya juga di rumah sering seperti ini dan peran kita sebagai orang tua harus benar-benar lebih memahami mereka. Maunya apa dan bagaimana memenuhi kemauan tersebut tanpa menyebabkan tantrum terlebih dahulu
    Reply
  • Akarui Cha
    Akarui Cha
    19 November 2023 pukul 21.36
    Dua kali mencicipi masa terrible three (dan yang bungsu sebenarnya belum kelar-kelar amat sementara kaka alhamdulillah si sulung sudah tunai masa balitanya) tuh dramanya sungguh warbiyasaaahhh. Ada saja kejadian anomali yang bikin aku pun ikutan pengen nangis guling-guling, Mba. Memang ya, makin anak besar, stok sabar perlu makin diperbanyak sih ya.
    Reply
  • Monica Anggen
    Monica Anggen
    19 November 2023 pukul 21.10
    Wah, kayak keponakanku yang di Sentul nih, usianya sebaya dan lagi senang-senangnya dengan segala jenis excavator. Sampai tiap hari mamanya bawa ke proyek pembangunan terdekat hanya untuk memandangi excavator sedang kerja dari kejauhan. Tapi ini memang masanya ya anak sedang bertumbuh dan mulai mengenali "keinginannya"
    Reply
  • Sabrina
    Sabrina
    19 November 2023 pukul 20.52
    senang banget nambah lagi bank ilmu parenting saya setelah baca tulisan mba, sangat menginspirasi dan memberikan saya gambaran bagaimana menghadapi anak-anak ketika mereka bermasalah diusia segitu, wajib banget banyak stok sabarnya ya mba, tapi ini adalah fase parenting yang bakal dilewati oleh semua mom, semangat buat para mom untuk menjadi great parents
    Reply
  • Eka FL
    Eka FL
    19 November 2023 pukul 20.09
    i've been there mba, dengan kedua anakku. sama stressnya dan sama juga seringnya ikut nangis sama anak, hahahaha. aku kira, di anak usia ini yang paling jadi ujian buat ibu sih, mungkin sebanding dengan menghadapi anak remaja kali yaaa. sekarang si bungsu yang paling TOP terrible three-nya, udah berusia 7 tahun dan kadang, sisa - sisa T-3 nya masih ada, heran juga sih kok bisa gitu ya, hhhmmm
    Reply
  • Eka FL
    Eka FL
    19 November 2023 pukul 20.09
    i've been there mba, dengan kedua anakku. sama stressnya dan sama juga seringnya ikut nangis sama anak, hahahaha. aku kira, di anak usia ini yang paling jadi ujian buat ibu sih, mungkin sebanding dengan menghadapi anak remaja kali yaaa. sekarang si bungsu yang paling TOP terrible three-nya, udah berusia 7 tahun dan kadang, sisa - sisa T-3 nya masih ada, heran juga sih kok bisa gitu ya, hhhmmm
    Reply
  • Han
    Han
    19 November 2023 pukul 18.12
    ya Allaah kok bener banget yaa, kadang stok sabarku jam 12 siang aja dah abisss dan cari akal gimana ngisinya, karena pas anak tidur siang aku harus kerjain yang lain, ngga sempet refleksi diri dan ngisi energi biar nanti sore sampe malam ngga marah2 :(((
    Reply
  • lendyagasshi
    lendyagasshi
    19 November 2023 pukul 08.52
    Aku baru kali ini ngerasain curhatan ka Anggit dari hati banget.
    Bener yah, Ibu perlu dan sangat perlu sekali memahami tahapan tumbuh kembang anak. Kalau tau dan memahami akar masalahnya, In syaa Allaa jadi lebih sabar.

    Semoga Allaah luaskan kesabaran dan berikan anak-anak kematangan sesuai usianya sehingga kelak menjadi orang dewasa yang kuat.
    Reply
  • hani
    hani
    18 November 2023 pukul 22.54
    Hum...kenapa dibilang terrible yah? Kasian...nanti bikin trouble beneran...hehe... Mungkin umur segitu lagi explore dan logika udah jalan kalik yah. Jadi kesannya ngeyel dan bantah aja...Memang ujian kesabaran sih...
    Happy parenting Moms...
    Reply
  • Fenni Bungsu
    Fenni Bungsu
    18 November 2023 pukul 18.47
    Semangat selalu buat para orangtua dan calon orangtua.
    Membaca artikel ini, jadi terpikirkan banyak istilah dalam dunia parenting. Dan ilmu lagi nih jadi tambah wawasan buat daku.
    Reply
  • Didik Purwanto
    Didik Purwanto
    18 November 2023 pukul 10.52
    Maklum, jd ortu baru. Makanya baru tahu kalo ada mslh kyk gini di usia anak 3 thn an. Emg sih stok sabar kita hrs lbh bnyk. Kl dimarahin, malah anak bs ngelunjak dan berdampak ga baik di usia dewasanya.

    Emg hrs pelan2 sih ngajak ngobrol ke anak. Jgn sampe smua keinginan anak dituruti plus kita sbg ortu jg jgn marah2 dl ke anak.
    Reply
  • Lintang
    Lintang
    18 November 2023 pukul 07.28
    Wah ngga terrible two tapi ada fase terrible three juga ya. Bener sih harus sering menguatkan bonding, banyak ngobrol dan membersamai. Banyak kasi kesempatan memahami perasaanya sendiri juga.
    Reply