Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Jalan-Jalan ke Monkasel Surabaya: Dulu dan Sekarang

Tuku jajan nang pasar Wonokromo
Ketemu Ning Lala tonggo sebelah omah
Ayo mampir nang Monkasel Suroboyo
Ketemu kapal selam sing dadi saksi sejarah

Beli kue ke pasar Wonokromo
Bertemu Kak Lala tetangga sebelah rumah
Ayo mampir ke Monkasel Surabaya
Bertemu kapal selam yang jadi saksi sejarah
Monkasel Surabaya

Gimana, sudah oke belum parikan atau pantun khas Surabaya ciptaanku? Jadi, ciri khas arek Suroboyo itu ada di parikan. Kalau orang Jakarta punya pantun yang biasanya dibalas “tjakeeppp”, orang Surabaya punya parikan khas yang biasanya bacanya itu pake nada kidungan. Jadi semacam agak dilagukan gitu pas baca parikan.

Berbicara soal kota Pahlawan seperti Surabaya, banyak kisah heroik para pejuang yang abadi dalam setiap sudut di kota ini. Contohnya, ya, Monumen Kapal Selam atau akrab disebut Monkasel ini. Memangnya bisa, ya, asal masuk ke kapal selam bersejarah gitu?

Ya, bisa, dong. Langsung aja datang ke Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya. Di situ ada kapal selam asli bernama KRI Pasopati 410 yang jadi saksi sejarah Operasi Trikora sebagai pengangkut Marinir dan senjata ke Irian Barat.

Monkasel yang ada dalam ingatanku saat masa kecil sedikit berbeda dengan Monkasel saat ini. Tentunya fasilitas dan pelayanan yang diberikan lebih baik lagi. Bagaimana, sih, dalaman kapal selam KRI Pasopati 410 yang begitu gagah ini? Yuk, sama-sama tenggelam sejenak dalam ruang dan waktu KRI Pasopati 410 di Monkasel, meresapi kemegahan berbalut memoar kejayaannya di masa lalu.


Kenangan Masa Kecil yang Menyenangkan di Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya

Satu hal yang melekat erat di ingatanku tentang Monkasel adalah AC nya yang sangat dingin kala itu, serunya melihat gemerlap kota Surabaya dari periskop kapal selam, dan menonton video Rama. Rasanya menyenangkan sekali masuk ke badan kapal selam, berpetualang dalam ruang imajinasiku, membayangkan hidup di bawah laut.

Imajinasiku di masa kecil memang sangat liar, kadang bisa sampai terasa nyata. Mungkin ini yang dikatakan keajaiban gen. Imajinasiku yang kadang bisa terasa nyata ini ternyata menurun ke bocil. Aku jadi paham perasaan Bapak dan Ibu dulu yang mungkin agak kewalahan juga menangani imajinasiku yang liar.

Terlepas dari itu semua, kenangan di Monkasel amat sangat menyenangkan bagiku. Salah satu kenangan manis dengan almarhum Bapak yang memberikan sensasi berpetualang bagi anak usia 6 tahun.

Aku pun juga ingin memberikan si kecil sensasi petualangan di dalam kapal selam, merasakan kenangan menyenangkan yang dulu pernah aku rasakan bersama Bapak. Kali ini kenangan itu akan aku turunkan ke dalam ingatan si kecil agar melebur jadi satu kenangan di Monkasel. Kenangan keluarga yang tak terlupakan.


Kenalan dengan KRI Pasopati 410 di Monkasel

Monkasel Surabaya

Jalan-jalan ke taman, mall, kebun binatang, kafe, wisata alam, atau tempat wisata lainnya pastinya terasa sudah biasa. Bagaimana kalau coba jalan-jalan masuk ke dalam kapal selam yang punya sejarah panjang dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia? Pastinya bakal jadi pengalaman baru dan unik untuk diceritakan kembali.

Seperti cerita si kecil di postingan sebelumnya yang heboh karena imajinasinya terlalu liar, menganggap badan kapal selam itu adalah monster. Yuk, kenalan dulu dengan KRI Pasopati 410, kapal selam yang ada di Monkasel Surabaya.

Kapal Selam Kebanggaan Indonesia

Monkasel Surabaya berada di Jalan Pemuda No. 39, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur. Kapal selam di Monkasel yang pernah jadi bagian kenangan manis di masa kecilku itu bernama KRI Pasopati 410. Sebuah kapal selam kebanggaan Indonesia yang pernah berjaya di masa operasi pembebasan Irian Barat atau terkenal dengan operasi Trikora di laut Arafuru.

Nama Pasopati diambil dari senjata tokoh pewayangan Arjuna. KRI Pasopati 410 diberikan oleh Uni Soviet saat masa pemerintahan Ir. Soekarno tahun 1952. Kapal selam tersebut pertama masuk ke TNI AL pada 29 Januari 1962. Tugas utama KRI Pasopati 410 adalah menghancurkan garis musuh, pengawasan, dan operasi senyap alias diam-diam menyergap. Kapal selam ini menjadi salah satu tulang punggung kekuatan TNI AL dalam menjaga kedaulatan NKRI.

Semboyan "Tabah Sampai Akhir" yang Penuh Makna

Tidak akan takut karena berani,
Tidak akan menyerah karena ulet,
Tidak akan terburu-buru karena sabar,
Tidak akan kehilangan karena tenang,
Tidak akan mundur karena teguh.
Laksma TNI (Purn) RP Poernomo

Saat memasuki kompleks Monkasel, pasti menemukan plakat bertuliskan semboyan “Wira Ananta Rudira, Tabah Sampai Akhir”. Semboyan tersebut diusulkan oleh Laksma TNI (Purn) RP Poernomo. Ia pernah menjabat sebagai Komandan Sekolah Kapal Selam pertama pada 1959.

Kenapa menggunakan frasa “Tabah Sampai Akhir”?

Tahun 2018 lalu, aku sempat berkunjung ke Musium Loca Jala Krana milik TNI AL. Sebenarnya tidak boleh asal masuk, harus pakai surat izin. Namun, aku dan temanku saat itu tidak tahu dan asal masuk saja haha. Lalu, seorang Bapak TNI AL yang menjaga museum tersebut mengingatkan kami tentang prosedur yang benar untuk berkunjung ke sana.

Aku dan temanku mengira bakal diamuk atau disuruh push up wkwkwk, nyatanya Bapak tersebut  justru senang dengan antusias kami berdua. Beliau pun mengajak kami berkeliling kompleks TNI AL sambil bercerita tentang makna semboyan “Tabah Sampai Akhir”.

Ternyata arti semboyan “Tabah Sampai Akhir” itu dalam sekali. Jadi, pengabdian para awak kapal selam harus benar-benar sampai akhir. Mereka nggak bakal meninggalkan kapal selam kalau tidak diperintahkan untuk pergi. Kebayang, nggak, sih. Mereka di ruangan sempit, berada di bawah permukaan laut, belum lagi kalau diserang. Mereka harus tetap di situ, menjalankan misi dengan tabah sampai titik darah penghabisan, sampai akhir.

Kapal Selam Asli yang Dijadikan Monumen

Monkasel Surabaya

Btw, kapal selam KRI Pasopati 410 yang ada di Monkasel ini asli, lo. Bukan duplikat atau pun replika. Eh, ta-tapi gimana cara mengangkut kapal selam sebesar dan seberat itu?

Pada tahun 1998, KRI Pasopati 10 sudah purna tugas sebagai kapal selam yang mendukung pertahanan kedaulatan NKRI. Tepatnya tanggal 20 Juni 1998, KRI Pasopati 10 berhasil dibawa ke darat untuk dijadikan sebagai monumen.

Dalam proses pemindahannya kapal selam itu dipotong menjadi 16 bagian, lalu dirakit kembali menjadi kapal selam utuh yang dikenal sebagai Monkasel. Per tanggal 15 Juli 1998, Monkasel resmi menjadi destinasi wisata sejarah. Aku juga baru sadar kalau sepertinya saat aku pertama ke Monkasel adalah di tahun 1998 juga. Di ingatanku juga pengunjung sangat ramai saat itu.


Monkasel Dulu dan Sekarang

Hampir 25 tahun Monkasel Surabaya berdiri, tentunya sangat jauh berbeda dengan apa yang aku ingat di tahun 1998 lampau. Sebenarnya aku juga sempat ke Monkasel di tahun 2018. Dari tahun 2018 ke 2023 juga ada beberapa perubahan minor terkait fasilitas dan bangunan sekitar.

Harga Tiket

Harga tiket saat tahun 2018 seingatku Rp10.000 sudah termasuk nonton Video Rama tentang sejarah KRI Pasopati 410 di sebuah ruangan mirip seperti bioskop. Di tahun 2023 saat aku kesana bersama si kecil, harga tiket menjadi Rp15.000. Anak kecil berusia di bawah 3 tahun tidak dikenakan wajib beli tiket.

Petugas yang Menyambut

Monkasel Surabaya
Petugas penyambutan 

Saat tahun 2018, aku sebenarnya lupa-lupa ingat apakah ada petugas yang menyambut di pintu masuk kapal selam. Di tahun 2023 ada dua petugas berseragam nuansa sailor yang menyambut kedatangan tamu dengan ramah, sekaligus cek tiket masuk.

Periskop Kapal Selam

Aku masih ingat sekali dulu saat kecil bisa melihat gemerlap malam kota Surabaya lewat periskop kapal selam KRI Pasopati 410. Di tahun 2018, periskop tersebut masih bisa dicoba-coba oleh pengunjung, tapi tidak bisa untuk melihat bagian luar kapal selam. Entah lensanya sudah ditutup atau bagaimana. Jadi, cuma bisa untuk sekadar berfoto saja.

Di tahun 2023, lalu, periskop tersebut masih ada, tapi karena si kecil rewel aku tidak bisa memperhatikan apakah periskop tersebut masih bisa dicoba oleh pengunjung atau tidak. Kalau teman-teman punya info, boleh diskusi di kolom komentar, yah…

Kondisi Ruangan Kapal Selam

Monkasel Surabaya
Bagian dalam kapal selam

Tidak ada perubahan yang signifikan, hanya saja ada pengecatan ulang di bagian dalam kapal selam.

Video Rama

Tidak ada perubahan signifikan. Bangunan dicat ulang dan lebih dirapikan saja bagian sekitar bangunan.

Monkasel Surabaya
Gedung pemutaran video Rama

Area Bermain Bocil

Dulu tidak ada arena bermain untuk anak kecil. Sekarang sudah ada arena bermain untuk si kecil, arena untuk foto, dan banyak taman-taman kecil di sekitar Monkasel.


Penutup

Monkasel Surabaya sampai saat ini masih jadi wisata favorit keluarga di Surabaya. Meskipun tidak seramai era 1998, tapi peminatnya masih sangat banyak. Apalagi sejak kepemimpinan Bu Risma hingga sekarang, upgrade terus dilakukan demi kenyamanan pengunjung.

Jika bingung harus kemana saat akhir pekan di Surabaya, bisa berkunjung ke Monkasel. Wisata unik ini punya segudang pengetahuan dan pengalaman eksplorasi unik untuk si kecil. Jangan lupa untuk nonton video Rama yang selalu diputar di jam-jam tertentu.


Referensi

https://id.wikipedia.org/wiki/KRI_Pasopati_(410)

https://indonesiadefense.com/monkasel-surabaya-saksi-perjuangan-kri-pasopati-410-dalam-pembebasan-irian-barat/

Posting Komentar

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi