Assalamu'alaikum, Surabaya!
Sebuah desa di Jawa Timur mendadak gempar karena sungai yang ada di sekitar mereka warnanya berubah jadi merah seperti darah. Para warga mengaku tak ada bau menyengat apa pun ketika sungai sepanjang 1 km itu tiba-tiba berubah warna. Panik, gelisah, dan takut pasti dirasakan oleh warga desa. Sungai yang awalnya baik-baik saja, tiba-tiba berubah merah, menyerupai darah hanya dalam waktu tak sampai 24 jam. Setelah ditelusuri oleh RT setempat dan beberapa warga, bagian permukaan air sungai yang berwarna merah seperti darah itu, terasa lengket dan berminyak. Namun, bagian air sungai yang lebih dalam tak berubah warna jadi merah. Jadi seperti ada lapisan minyak merah di permukaan air sungai. Kecurigaan pun mengarah pada limbah minyak pabrik kerupuk rambak yang ada di sekitar situ.
Cerita di atas adalah kisah nyata yang dialami warga desa Jumeneng, Mojokerto, Jawa Timur pada awal Januari 2022 lalu (Sholahudin, sindonews.com, 2022). Diduga, warna sungai berubah jadi merah darah akibat limbah minyak dari pabrik kerupuk rambak. Padahal, sungai ledeng yang melintasi desa tersebut sering digunakan untuk irigasi pertanian. Akibatnya, sementara waktu para warga desa tak bisa mengairi sawah dengan air sungai itu.
Minyak Jelantah dan Bahaya Limbahnya
Berita tentang Desa Jumeneng baru satu dari sekian kasus pencemaran limbah minyak bekas pakai yang terjadi di Indonesia. Menurut data dari United States Department of Agriculture (USDA), Indonesia masuk dalam 4 besar negara yang paling banyak mengonsumsi minyak goreng. Selaras dengan data tersebut, konsumsi minyak goreng rumah tangga di Indonesia telah mencapai 13 juta ton (Oilseeds and Products Annual, 2019). Sayangnya, jumlah besar konsumsi minyak goreng dj Indonesia tidak dibarengi dengan edukasi tentang bahaya minyak goreng bekas atau minyak jelantah.
Selain berbahaya bagi kesehatan, limbah minyak jelantah termasuk kedalam golongan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) bagi lingkungan. Ketika limbah minyak jelantah dibuang begitu saja, saluran air atau dreinase akan tersumbat, bakteri pun akan berkembang biak di tempat itu.
Ditambah lagi, minyak jelantah yang dibuang sembarangan nantinya akan mengalir ke sungai hingga ke laut. Dari sini saja sudah terbayang, berapa banyak kerusakan lingkungan yang sudah dibuat akibat pembuangan limbah minyak jelantah sembarangan. Tumbuhan yang hidup di dalam ekosistem laut bisa terancam punah karena tidak mendapatkan cukup sinar matahari dalam proses fotosintesis. Hal itu terjadi akibat limbah minyak jelantah menutupi lapisan permukaan air, sehingga sinar matahari tak bisa menembus permukaan laut dengan baik. Sama persis dengan kasus sungai darah warga Desa Jumeneng, hanya saja masih terjadi di lingkup sungai.
"Lantas, apa yang harus dilakukan manusia agar limbah jelantah tak mencemari lingkungan?"
Pemanfaatan Minyak Jelantah
Masih banyak orang yang belum teredukasi tentang bahaya minyak jelantah disertai cara untuk mengolahnya. Kebanyakan memanfaatkan minyak jelantah untuk digunakan kembali yang pastinya membahayakan kesehatan di masa depan. Bahkan, tak sega membuang minyak jelantah ke saluran pembuangan air. Padahal jika dimanfaatkan dengan tepat dan dikelola dengan benar, limbah minyak jelantah memiliki potensi ekonomi yang cukup besar.
Sebut saja pemerintah Bandung dengan gebrakan program "Beli Minyak Jelantah (BETAH)". Lewat program BETAH, warga dapat menukar minyak jelantah dengan rupiah. Minyak jelantah tersebut akan diolah oleh Bank Sampah Resik untuk nantinya dijadikan bahan bakar nabati alias biodiesel.
Jelantah tidak diolah lagi oleh kita, kalau dibiarkan akan sangat mengganggu. Oleh karenanya, saya harap program ini bisa terus berjalan (Alm. Bapak Oded saat peluncuran program BETAH di Pendopo Kota Bandung, Sabtu, 25 September 2021.)
Selain program tukar minyak jelantah dengan rupiah, minyak jelantah juga bisa diolah jadi berbagai produk bernilai ekonomi seperti sabun dan lilin. Sudah banyak pelaku bisnis yang mengembangkan produk ramah lingkungan dari minyak goreng bekas pakai. Sebut saja Kertabumi Recycling Center, berbagai UMKM, dan lain-lain.
Potensi Minyak Jelantah untuk Bahan Baku Lilin Aromaterapi
Lilin aromaterapi adalah lilin yang mengandung minyak esensial. Minyak esensial sendiri merupakan cairan pekat yang berasal dari bahan-bahan alami seperti kulit lemon, kulit jeruk, sereh, lavender, mawar, dan lain-lain. Lilin aromaterapi disukai karena mampu menyebarkan wangi hampir ke seluruh ruangan. Selain itu, aromaterapi dari minyak esensial punya manfaat bagi tubuh jika tidak digunakan berlebihan. Misalnya saja sereh, cengkeh, dan lemon yang bisa meningkatkan sistem imun tubuh.
Bahan baku untuk pembuatan lilin pada dasarnya adalah minyak atau lemak, sedangkan secara umum bahan yang sering digunakan antara lain parafin, asam stearat, lilin lebah (beeswax), lilin kedelai, lilin minyak kelapa sawit, dan lilin batang. Pada pembuatan lilin aromaterapi, ada tambahan minyak esensial di akhir, sebelum lilin memadat.
Alat dan bahan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah |
Minyak jelantah sendiri bisa jadi campuran lemak dalam pembuatan lilin padat. Jadi bisa dilakukan campuran 1:1 antara minyak jelantah dan parafin/beeswax/asam stearat/lilin batang, dll. Sebelum digunakan, bisa dilakukan pra-treatment minyak jelantah untuk menghilangkan bau seperti merendam minyak dengan ampas tebu atau merendam minyak. Bisa juga dilakukan teknik infused oil (bisa baca di sini) pada minyak jelantah dengan bahan alam seperti kulit jeruk, batang sereh, lavender kering, dan sebagainya.
Cara Membuat Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah
Pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah sebenarnya sangat mudah. Hanya butuh bahan baku berupa minyak jelantah, /parafin/beeswax/asam stearat/lilin batang, dan minyak esensial. Sebelum diolah jadi lilin aromaterapi, aku pribadi melakukan pre-treatment terhadap minyak jelantah dengan metode infused oil dengan bahan alam, agar tak perlu menambahkan minyak esensial untuk pewangi. Berikut ringkasan bahan, alat, dan langkah pembuatan lilin aromaterapi yang sudah pernah aku lakukan.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat lilin aromaterapi dari minyak jelantah adalah:
- Wadah kaca bertutup
- Panci teflon
- Termometer makanan
- Parutan kecil
- Stik es krim
- Benang lilin katun
- Minyak jelantah 50 gram
- Lilin batang bekas 50 gram (bisa diganti beeswax/parafin/asam stearat)
- Kulit jeruk dan sereh secukupnya
- Crayon bekas untuk pewarna (opsional)
Pre-treatment Minyak Jelantah
Siapkan bahan alam yang ingin digunakan untuk menyamarkan bau minyak jelantah dengan metode infused oil. Aku pakai kulit jeruk dan batang sereh yang sudah digeprek. Setelah itu, masukkan ke dalam wadah kaca yang bertutup. Ambil sekitar 100 mL minyak jelantah, saring, lalu tuangkan ke dalam wadah kaca berisi kulit jeruk dan sereh tadi. Panaskan dengan metode double-boiler, dengan suhu maksimal 60-70°C selama 3 jam. Aku pakai kompor biasa, jadi setelah mencapai suhu 70°C, kompor aku matikan beberapa menit, lalu aku nyalakan kembali sampai suhu 70°C lagi. Begitu seterusnya selama 3 jam. Suhu yang diukur suhu minyak di dalam wadah kaca, buka suhu air di luar wadah kaca. Dinginkan sampai suhu ruang, lalu diamkan lagi selama 2-3 hari.
Minyak jelantah hasil metode infused oil |
Tahap Pembuatan Lilin Aromaterapi
Setelah minyak jelantah siap, baru ke tahap pembuatan lilin aromaterapi. Minyak jelantah yang sudah di-treatment dengan kulit jeruk dan sereh, sudah tidak berbau menyengat. Wangi kulit jeruk dan sereh hasil proses infused oil memang tak setajam ketika menggunakan minyak esensial, tapi cukup untuk membuat minyak jelantah beraroma kulit jeruk dan sereh yang khas. Setelah itu, barulah minyak jelantah siap digunakan.
- Timbang minyak jelantah yang sudah di-treatment sebanyak 50 gram. Masukkan ke dalam panci.
- Timbang 50 gram lilin batang bekas, parut, lalu masukkan ke dalam panci bersama minyak jelantah.
- Siapkan gelas atau wadah kaca untuk mencetak lilin. Kaitkan benang lilin katun ke stik es krim, lalu letakkan di atas gelas kaca, sehingga benang menggantung lurus sampai dasar gelas.
- Masak minyak jelantah dan lilin batang hingga meleleh sempurna. Diamkan sebentar.
- Parut crayon bekas sebagai pewarna, masukkan ke dalam panci. Aduk hingga warna bercampur sempurna. Kalau ingin beberapa warna, bagi adonan lilin jadi dua bagian dulu. Setelah itu baru diberi warna.
- Jika ingin menambahkan minyak esensial, bisa dilakukan setelah penambahan warna atau setelah adonan lilin hangat (jika tak ingin Ditambahkan pewarna).
- Tuang adonan lilin ke dalam cetakan secara perlahan. Tunggu hingga 1-2 hari untuk memastikan lilin padat sempurna.
Kesan Pemakaian Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah
Aku coba memakai lilin aromaterapi saat santai bersama anak. Bau yang dikeluarkan memang cenderung mild, dibandingkan lilin aromaterapi yang menggunakan minyak esensial. Entah hanya perasaanku atau memang begitu karena aku sendiri tidak melakukan penelitian secara terukur, nyamuk di sekitar ruang bermain anakku cenderung berkurang.
Aku pribadi suka wangi mild dari lilin aromaterapi yang aku buat, karena terlalu berlebihan dalam menghirup aromaterapi juga tak baik bagi kesehatan di masa depan. Saat lilin minyak jelantah dibakar juga tak ada lagi bau tak sedap dari minyak jelantah. Jadi, ya, seperti lilin aromaterapi pada umumnya dengan wangi yang lembut.
Yuk, coba juga bikin lilin dari minyak jelantah. Bahannya cenderung mudah didapat dan mudah juga cara membuatnya. Bisa banget lo kalau lilinnya mau dijual di sekitar rumah atau teman dekat. Limbah hilang, cuan pun datang.
Hua baru tahu minyak jelantah bisa di olah jadi lilin aromaterapi, bisa jadi peluang baru ni terutama bahan pembuatanya mudah di dapat 😁
BalasHapusBetul banget mba, bahan baku lainnya seperti beeswax, parafin, dkk pun sekarang banyak dijual di e-commerce dengan harga yang terjangkau juga
Hapusyampun aku ketinggalan berita soal limbah di Mojokerto mbak
BalasHapustapi memang kalau limbah dibuang sembarangan apalagi deket dengan pemukiman warga, memang bikin kesel sih ini
aku ga kepikiran kalau lilin aromaterapi bisa dibuat dari minyak jelantah. bisa juga dibuat sendiri pula
Iyaa sedih waktu riset beritanya. Betul, daripada dibuang ke lingkungan, mending dijadikan lilin. Meskipun bukan lilin aromaterapi, bisa jadi lilin biasa atau lilin hias
HapusMasyaa Allah..
BalasHapusSaya baru tahu kalau minyak jelantah bisa dimanfaatkan sebagai kilin aromatheraphy.
Semoga gerakan BETAH dan sejenisnya bisa segera ada di daerah saya.
Aamiin, saya juga nunggu pemerintah Surabaya bisa seperti Bandung atau minimal saya sendiri lah yang memulai.
HapusNah iya-ya. Sedih kalau kelalaian satu pihak berdampak untuk masyarakat luas. Pengolahan limbah memang sering menjadi problematika tersendiri. Itukang kerupuk, kalau tahu bisa dibikin lilin aromatherapi yang memiliki daya jual pasti nggak akan main buang-buang aja ya. Semoga infomu sampai ke mereka ya Mbak.
BalasHapusAamiin, semoga bisa bermanfaat info ini
HapusMasyaa Allah, bermanfaat bget limbah dijadiin lilin aromaterapi. Sangat menginspirasi dan ramah lingkungan
BalasHapusBanget mba, bisa mengurangi dampak buruk limbah minyak jelantah
Hapuskak, ini minyak jelantah bekas apapun bisa ya? semisal bekas ikan asin atau goreng ikan yang baunya sangat menyengat tidak mengganggu saat lilin dibakar ya?
BalasHapusBisa, tapi misal berbau banget bisa di-treatment dulu kak dengan merendam minyak jelantah dengan kulit jeruk seperti saya, bisa juga pakai ampas tebu atau karak (nasi bekas yang sudah mengering). InsyaAllah baunya akan berkurang.
HapusSimpel ya cara buatnya. Cocok diterapkan karena di rumah ada minyak jelantah 2 liter nih
BalasHapusBetul mba, saya carikan metode sama bahan yang paling simpel biar bisa segera diaplikasikan masyarakat secara rumahan
HapusWah baru tahu saya mba. Minyak jelantah yang bisa dimanfaatkan jadi lilin. Thanks informasinya.
BalasHapusSama-sama, semoga bermanfaat :))
HapusMasyaAllah.. Baru tau ternyata bermanfaat juga ya.. Makasih informasinya kak..
BalasHapusMasyaAllah makasih informasinya mbak.. Baru tau ternyata bermanfaat sekali.. Hehe
BalasHapusNaah iya nih minyak jelantah itu paking bingung mau dibuang gimana. Memang sih skr bisa dijual ke bank sampah. Atau komunitas yg mau membeli. Tapi dari rumahku ga ada mba, jauuh semua. Makanya sampe skr aku msh dlm tahap ngumpulin, cuma belum dijual 😅.
BalasHapusKalo ntr ada waktu senggang aku mau cobain resep bikin lilin dr jelantah deh. Walopun agak repot yg bagian hrs jaga suhu di 70dercel itu 😅. Takut bablas aku 🤭
wah, bagus banget idenya. Baru tau minyak jelantah masih bisa dimanfaatkan untuk kegunaan lainnya. Boleh bgt nih dicoba biar minyak jelantah juga ga kebuang sia-sia jugaa. Otw cobain juga dirumah ah😍
BalasHapusMakasih banget infonya ya mbak . kebetulan aku tukang beli diffuser aromaterapi...bisa dicoba banget ini cara nya.
BalasHapusMasya Alloh, ilmu baru. Walau saat ini blm ada keinginan untuk membuatnya. Insya Alloh ke depannya akan mencob membuatnya
BalasHapuswow keren banget sih bisa biki beginian sendiri, sejujurnya membaca awlanya agak ngeri tapi ini fakta ya.limbah ini memang cukup meresahkan tapi jika bisa diolah seharusnya jauh lebih bermanfaat kan .bikin pelatihan dunkz
BalasHapusBaru tahu kalau minyak jelantah bisa jadi lilin aromaterapi
BalasHapusTapi kayanya minyak jelantah dirumahku harus dikasih treatment dulu deh karena jelantahnya kadang sampai agak item hahahaha
wah keren banget mba ini.... selain ramah lingkungan juga bermanfaat dan bernilai tambah. nice post mba anggi
BalasHapuswah mau juga ah bikinnya,
BalasHapuswow makasih yaaaaa.... Infonya bermanfaat sekali
BalasHapus