Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Kota Kembar : Surabaya dan Semarang

Assalamu'alaikum Surabaya...

"Senja mulai memasuki kota Surabaya. Bias cahaya jingga tersebar di antara awan berwarna putih, menyebabkan langit merona. Langit yang selalu membuatku jatuh cinta akan keindahan-Nya. (arkw)"

Surabaya dan Semarang. Dua kota yang berhasil merebut hati saya. Yang satu di Jawa Timur, yang satu di Jawa Tengah. Sama-sama berawalan dengan huruf "S". Sama-sama memiliki hawa yang kata orang "sangat panas".

Tetapi, lebih dari beberapa hal kecil tersebut, ada sesuatu yang membuat dua kota itu terasa sangat mirip bagi saya. Entah kenapa saat menjejakkan kaki pertama kali di Semarang pada bulan Oktober 2015 lalu, saya merasa tidak asing dengan kota ini. Banyak sekali kemiripan yang mungkin tidak disadari oleh banyak orang, hingga saya pribadi memberikan julukan "Kota Kembar" kepada dua kota tersebut.

Lalu mengapa saya sampai memberikan julukan Kota Kembar kepada Surabaya-Semarang ?

Langsung saja kita bandingkan kedua kota ini...

1. Kental dengan Etnis Tionghoa
    Surabaya dikenal kental dengan etnis Tionghoa. Kalau anda berkunjung ke Surabaya, jangan kaget kalau masih menemukan banyak Klenteng bernuansa merah masih tersebar banyak di kota ini. Salah satu yang terkenal adalah Klenteng Bon Bio yang terdapat di Jalan Kapasan.

Klenteng Bon Bio Surabaya di Jalan Kapasan (sumber : www. thearoengbinarproject.com)
Interior Klenteng Bon Bio  (sumber : www. thearoengbinarproject.com)

Tidak hanya Surabaya, begitu juga dengan Semarang. Saat memasuki kota ini, nuansa etnis Tionghoa akan terasa lebih kental dibandingkan Surabaya. Banyak sekali klenteng yang terdapat di kota  Semarang. Salah satu klenteng yang terkenal di Semarang adalah Klenteng Sam Poo Kong. Klenteng ini jauh lebih besar daripada klenteng Bon Bio.

Klenteng Sam Poo Kong

Salah satu interior Klenteng Sam Poo Kong

2. Lawang Sewu dan Gedung PTPN
    Sewu kuto uwis tak liwati. Sewu ati tak takoni...

Cuplikan lirik lagu "Sewu Kuto" milik Didi Kempot tersebut serasa menjadi lagu latar untuk bagian ini. Mentang-mentang karena ada kata-kata "sewu" nya hehehe...
Oke, lawang sewu berarti "Seribu Pintu". Dalam bangunan lawas yang sudah ada sejak penjajahan Belanda ini, jumlah pintunya memang hampir mencapai seribu, sehingga masyarakat sekitar menjulukinya Lawang Sewu. Selain terkenal karena jumlah pintunya, gedung ini juga terkenal dengan keangkerannya. Saat memasuki pintu gedung ini, anda akan menemukan sebuah papan tanda bertuliskan "Dilarang berada sendirian di ruang tertutup". Di balik kemegahan Lawang Sewu juga terdapat kisah pilu dari hukuman tembak yang sering terjadi di salah satu halaman gedung ini. Mungkin karena itu gedung ini jadi kental dengan suasana mistis.

Kalau di Semarang ada Lawang Sewu, di Surabaya juga ada replika Lawang Sewu yang tentu saja jumlah pintunya tidak sampai di angka seribu, yaitu Gedung PTPN. Coba perhatikan saja arsitektur bangunan kedua gedung ini. Banyak sekali kemiripan diantara Lawang Sewu dan PTPN.

Lawang Sewu
Gedung PTPN


Bagian depan Gedung PTPN

Bagian depan Lawang Sewu
Dan... Ternyata Gedung PTPN pun juga menyimpan kisah pilu seputar hukuman tembak yang berlaku pagi pemberontak di jaman penjajahan Belanda. Tepat di halaman depan tempat saya mengambil foto di bawah ini adalah tempat eksekusi para pemberontak tersebut. Sehingga terkadang aura mistis sering muncul di area tersebut.

Bagian bangunan PTPN
Bagian bangunan Lawang Sewu

Terkadang saya merinding saat membandingkan kedua gedung tersebut. Bukan karena cerita mistisnya, tetapi karena kemiripannya. Baik dari segi arsitektur maupun cerita pilu yang membumbui kedua gedung itu.


3. Laksamana Cheng Hoo

     Di Surabaya ada masjid Cheng Ho, kalau di Semarang ada patung Cheng Ho yang terletak di Klenteng Sam Poo Kong. Tuh, saling melengkapi kan Kota Surabaya dan Semarang. Kurang mesra kayak apa lagi coba si Kota Kembar ini haha…
Masjid Cheng Ho Surabaya (sumber : www.eastjava.com)

Patung Laksamana Cheng Ho di Semarang


4. Kota Lama   

    Semarang terkenal sebagai Kota Lama, Surabaya pun juga terkenal sebagai Kota Lama. Dua kota ini punya area yang dikenal masyarakat sekitar sebagai kota lama. Kalau di Surabaya ada di daerah Jalan Gula dan sekitarnya. Kalau di Semarang ada di daerah Jalan Letjen Suprapto. Silakan dibandingkan sendiri kemiripan kesekian kalinya antara Surabaya dan Semarang.
Surabaya kota lama-Jalan Gula

Semarang kota lama - Jalan Letjen Suprapto


5. Area Pelabuhan

    Setelah julukan kota lama, sekarang mari kita bahas dari sisi Pelabuhan. Di Surabaya, pelabuhan Tanjung Perak adalah ikon kota Pahlawan ini. Baru-baru ini ada ikon baru yang muncul sebagai tempat wisata di kota Surabaya, yaitu Surabaya Northquay. Letaknya ya di pelabuhan Tanjung Perak kok, cuma beda lantai. Nah, di Semarang juga ada area pelabuhan yang nggak kalah kece dibandingkan Tanjung Perak, namanya Tanjung Emas. Lha cilukba… Bahkan namanya juga sebelas dua belas kan dengan nama pelabuhan di Surabaya. Satunya perak, satunya emas. Wis piye lak dijodohno ae #eaaa (sepurane, logat suroboyoanku metu wkwkwk)
Tanjung Perak - Surabaya Northquay

Tanjung Emas - Semarang

Gimana, merinding nggak lihat tingkat ke-kembaran dari dua kota ini?  Sampai disini dulu pembahasan mengenai kota kembar ini. Sampai jumpa di postingan selanjutnya yang bakal membahas lebih lanjut tentang kota Semarang.

Surabaya-Semarang, si Kota Kembar. Separuh atiku tak deleh nang Suroboyo, separuhe maneh tak deleh nang Semarang, piye iki jal? Hahaha…
Sepurane yo rek, logat suroboyoanku metu maneh. Lek gak ngerti aku iki ngomong opo, goleko artine nang google translate hehe (guyon lho rek).

Surabaya, 10 Oktober 2016
Ditulis saat senja di kota Surabaya.
 
Posting Komentar

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi