Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Aku dan Kalian

Ternyata benar, Allah akan memeluk semua mimpi kita..... :)

Masih terngiang jelas di ingatanku saat pertama kali PKM kita didanai, kita sangat bersemangat sekali. Saat itu kita melontarkan mimpi-mimpi kita yang bahkan saat itu hanyalah sebuah mimpi penyemangat untuk bisa berlaga di PIMNAS.

"Kalo kita masuk PIMNAS gimanaya rasanya ya....?" salah satu dari kita berkata.
"Hush, dilurusin aja niatnya dulu. Kita niatnya kan bantu masyarakat, ok....?" jawab salah satu dari kita.

Hampir 1 bulan, kita mempersiapkan segala sesuatu untuk bertemu dengan adik-adik di sekolah itu. Pertama kali kita bertemu dengan adik-adik itu, kita semua hampir shock dengan tingkah laku mereka. Mereka sedikit berbeda dengan anak sekolah pada umumnya, bahkan kita dibuat kewalahan dan spechless... Tapi, kita tak menyerah dan terus berupaya menemukan metode yang sesuai dengan kondisi mereka.

Pertemuan berikutnya dengan adik-adik tersayang, mereka bisa sedikit terbuka dengan kita dan mulai menerima cara mengajar kita. Setelah hampir 2 bulan bersama, kita sudah akrab dan bahkan mengenal sifat dan tingkah laku mereka secara personal.

Setelah semuanya hampir berakhir, tibalah saat-saat monev dan juga pembuatan laporan kemajuan maupun akhir. Menjelang monev DIKTI, kita sudah hampir menyerah karena posisi kita terpencar-pencar dan nasib PKM kita sempat terlantar. Jenuh, bosan, lelah, dan air mata sempat mampir dalam diriku karena aku merasa semua ini terasa sia-sia. Bahkan sempat terpikir juga bahwa sebaiknya PKM ini tidak pernah didanai. Saat itu, aku mencoba kembali membuka beberapa video dokumentasi kita dan juga teringat salah satu kata-kata teman seperjuanganku, "Sebagai ketua, kita tidak boleh menyerah, harus tetap semangat."

Alhamdulillah, Allah masih memberikanku kekuatan dan jalan keluar atas semua kegalau-an yang aku dan kalian alami.

Saat MONEV, aku senang sekaligus sedih. Senang karena kalian merelakan kembali dari kampung halaman ke kampus ITS, hanya untuk meluangkan waktu 2 jam'an mengikuti MONEV. Sedih karena aku merasa memaksa kalian untuk berangkat kesini dengan biaya yang tidak sedikit, terutama untuk salah satu dari kita yang rela bertolak dari Bontang ke Surabaya dengan harga tiket yang tidak murah.

Setelah MONEV, aku merasa lega telah menjalankan amanah dari DIKTI untuk terjun ke masyarakat bersama kalian dan dengan pengorbanan yang tidak sedikit juga. Saat itu di lubuk hati kita, harapan untuk bisa melaju ke PIMNAS tetap ada. Tetapi kembali aku mengingatkan bahwa yang terpenting bukan PIMNAS-nya, tetapi kebermanfaatan PKM kita untuk masyarakat dan itu akan bernilai di mata Allah.

Setelah itu, tiba saat pengumuman yang membuat kita semua kembali menjadi spechless, tak percaya, bahkan aku sendiri mendownload surat pengumuman itu hingga 5 kali sambil berharap itu bukan SUPERTRAP.

Alhamdulillah itu bukan SUPERTRAP.

Alhamdulillah lagi, Allah kembali memeluk mimpi-mimpi kita dan mengijinkan kita untuk menggapai mimpi itu. Tiada kata yang mampu kita ucapkan selain kata syukur "Alhamdulillah" dari mulut kita.

Semangat PIMNAS 26, kelompokku sayang...
Mimpi kita benar-benar tercapai, usaha kita benar-benar dibayar berlebih oleh ALLAH :D

Posting Komentar

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi