Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Kelas Inspirasi Surabaya : Kak, Aku Ingin Jadi Alien

Assalamu'alaikum, Surabaya!

"Kakakmu ini tak ingin memberikanmu sepeda atau baju baru. Akan tetapi, ilmu. Agar kau bahagia selamanya. Bukan hari ini saja. Agar kau tidak hanya tertawa, tapi berdayaguna."

Lenang Manggala, Founder Gerakan Menulis Buku Indonesia 


Surabaya menjadi tempat pertamaku untuk berbagi mimpi dan cita - cita bersama para bocah sekolah dasar yang ada di SDN Sumberejo 2, Benowo. Seperti rentetan kegiatan Kelas Inspirasi pada umumnya, pagi hari diawali dengan perkenalan singkat bersama relawan pengajar sebelum masuk ke kelas masing - masing.

Perkenalan dengan para relawan pengajar Kelas Inspirasi
Murid SDN Sumberejo 2
Di Kelas Inspirasi Surabaya yang ke - 5 ini, aku memperkenalkan profesiku sebagai ilmuwan kimia. Aku mengenakan jas laboratorium yang biasanya kugunakan saat bekerja di laboratorium. Sebelumnya, aku mengajak mereka untuk menebak profesiku dulu.

"Dokter!"

"Suster!!"

"Ibu - ibu posyandu!!"

"Bidan!"

"Ilmuwan!!!"

Akhirnya ada yang menebak dengan benar setelah hampir sebagian besar mereka menyebutkan semua profesi yang sekiranya mengenakan baju putih ketika bekerja. Wajar saja, karena anak - anak hanya ingat atau pun merespon terhadap segala sesuatu yang visual. Mereka cenderung mengingat atau menanyakan apa yang mereka lihat. Selama ini memang profesi seperti dokter atau suster yang lebih sering mereka lihat di kehidupan sehari - hari. 

Memperkenalkan profesi kepada anak - anak
Aku pun menjelaskan profesiku sebagai dosen sekaligus ilmuwan yang bekerja di laboratorium dengan menggunakan praktikum sederhana berjudul "Lava Lamp". Praktikum yang bisa mereka coba sendiri di rumah dnegan menggunakan minyak, air berwarna dan tablet minuman vitamin C. Agar menarik perhatian mereka, tak lupa kuajarkan mantra singkat layaknya pesulap seperti "Sim salabim, abrakadabra, tring tring tring tring, Booooom!!!"

Praktikum Lava lamp
Setelah asyik melakukan praktikum sederhana, tiba saatnya ketika aku melemparkan pertanyaan ingin menjadi apa ketika dewasa nanti. Satu per satu menjawab ingin menjadi dokter, guru, ilmuwan, tentara, polisi, pemain sepak bola dan lain - lain. Hingga tiba giliran seorang anak laki - laki dengan tubuh cukup kecil, kulit kecoklatan dan rambut yang disisir rapi menjawab dengan lantang, "Kak, aku ingin jadi alien!!"

Apa cita - cita kalian?
Bagai disambar petir di siang bolong, aku cukup terkejut saat mendengar jawaban itu. Kontan seisi kelas langsung tertawa mendengar jawaban si mungil ini. Jawaban yang pastinya dianggap "aneh" oleh kebanyakan orang. Tapi hal itu tak berlaku padaku, aku justru penasaran setengah mati kenapa si mungil bisa menjawab seperti itu.

Aku pun mendekati bangku si mungil itu sambil bertanya,"Sayang, kenapa kok pengen jadi alien?"

"Hmmmm," dia terlihat berpikir sejenak,"biar bisa jalan - jalan."

"Jalan - jalan? Kemana?"

"Ke luar angkasa, Kak. Lihat bintang - bintang sama planet. Di film Starwars kan gitu, aliennya bisa jalan - jalan keliling luar angkasa."

 Aha! I've got the point. Aku pun tertawa geli, akhirnya mengerti, kenapa si mungil bisa memiliki cita - cita untuk menjadi alien. Rasanya aku ingin tertawa sekeras - kerasnya mendengar alasan polos tetapi penuh imajinatif dari si mungil. Tapi aku harus menahan diri dengan tertawa secukupnya, agar tak melukai perasaan atau pun menghancurkan imajinasi penuh mimpi miliknya.

"Kamu pengen jalan - jalan ke luar angkasa?"

"Iya, Kak hehehe."

"Kenapa nggak jadi astronot aja?"

"Astronot itu apa Kak? Temannya alien kah?"

Aku kembali tertawa mendengar pertanyaan polosnya,"bukan, Sayang. Astronot itu orang yang bisa jalan - jalan ke luar angkasa pake pesawat khusus buatan orang bumi."

"Waaah, bisa ya Kak? Yaudah deh aku mau jadi astronot aja."

Kemudian si mungil itu kembali ceria lagi dengan cita - cita barunya untuk menjadi astronot, bukan lagi menjadi alien yang bisa jalan - jalan ke luar angkasa. Si mungil pun kembali tertawa riang bersama teman - temannya yang tak lagi menganggap dirinya aneh.

Salah satu dari mereka ada yang akhirnya ingin jadi astronot lhooo. Tebak yang mana :p
Teka - teki misterius kenapa si mungil bercita - cita ingin menjadi alien pun terpecahkan. Kasus ditutup dengan bahagia dan mereka pun bebas berimajinasi kembali tentang mimpi beserta masa depan apa yang ingin mereka lukis nantinya. Dari mereka, aku juga banyak belajar tentang arti bermimpi tanpa batas. Tentang bagaimana rasanya bermimpi tanpa ada rasa takut yang membayangi. Tentang bagaimana liarnya imajinasi yang melahirkan kreatifitas. Sungguh, justru aku yang mendapatkan banyak pelajaran hidup dari mereka.



Love,


Anggi

Posting Komentar

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi