Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

Catatan Indah untuk Tuhan, Bacaan Ringan Tapi Mengena di Hati

Assalamu’alaikum, Surabaya

Ketika Allah berkehendak, semuanya dimudahkan, kesempatan bermula dari jalan yang tidak disangka – sangka (Saptuari Sugiharto dalam Catatan Indah untuk Tuhan).

Biasanya kalau membaca buku, novel atau tulisan apa pun yang menyentuh, saya pribadi hanya akan menitikkan air mata. Entah itu karena kisahnya yang sedih atau kata – katanya yang so sweet. Tetapi baru kali ini ada sebuah buku yang sanggup membuat makhluk melankolis-sanguinis seperti saya ini jadi banjir air mata.  Buku itu adalah “Catatan Indah untuk Tuhan” karangan Mas Saptuari Sugiharto, founder dan owner Kedai Digital, Yogyakarta.


Bukan karena cerita – ceritanya yang sedih, tetapi saya menangis karena malu, selama ini ternyata saya sangaaaaaat jauh sejauh – jauhnya dari Allah. Buku ini berisi catatan peristiwa dalam kehidupan Mas Saptuari dan orang – orang di sekitarnya. Tiap cerita yang disuguhkan apa adanya, mengajak kita untuk sejenak menemukan berbagai kuasa Allah dalam tiap peristiwa di kehidupan kita.



Salah satu cerita yang sukses membuat saya terharu hingga menangis tersedu – sedu adalah Bagian Catatan Keempat Belas – Tamu dari Jauh. Bagian ini berisi secuil kisah tentang Uwais Al-Qorni, pemuda yang sangat terkenal di penjuru langit meskipun tak terkenal di bumi. Kenapa ia sangat terkenal di langit?


Uwais Al Qorni adalah kisah tentang seorang pemuda yang menggendong Ibunya menuju ke Mekkah untuk berhaji dengan jarak 600 km dari Yaman. Tiap langkah kaki Uwais selalu mendapatkan do’a dari para malaikat karena baktinya kepada sang Ibu. Akhirnya, kedua orang itu pun sampai di depan Ka’bah, Baitullah, hingga menunaikan sujud mereka kepada Allah, menghempaskan rindu yang teramat dalam kepada Sang Pencipta dan Rasulullah. MasyaAllah, membaca secuil kisah Uwais saja, saya sudah menangis, apalagi membaca kisah utuhnya :’)

Sedangkan cerita sekaligus pelajaran yang paling berkesan dalam buku ini adalah bagian Catatan Kesebelas – Tunjukkan Kami Jalan yang Lurus, yaitu tentang membaca surah Al-Fatihah ketika mengalami jalan buntu, kesulitan atau kondisi yang memerlukan jalan keluar. Dalam bukunya, Mas Saptuari bercerita bahwa suatu ketika kedua kawannya sedang berusaha mengejar keberangkatan kereta api dengan kondisi sudah tak ada lagi tiket kereta yang lain. Sebenarnya bisa naik pesawat keesokan harinya, tapi saat itu tiket pesawat sedang melonjak naik, belum lagi penginapanharus menambah biaya penginapan. Mereka pun sepakat memilih untuk berusaha dulu mengejar kereta api saja. Di sepanjang perjalanan naik ojek, kedua orang tersebut hanya membaca surah Al-Fatihah sambil berharap yang terbaik dari Allah. Waktu terus berjalan, sesampainya di stasiun Gambir, ternyata jam keberangkatan kereta sudah lewat setengah jam. Entah kenapa, mereka tetap berlari menuju peron meskipun sudah mengetahui bahwa habis sudah harapan mereka untuk bisa naik kereta.


Ternyata…

Kereta itu masih diam di tempatnya. Entah ada kendala teknis atau sesuatu yang menyebabkan kereta tersebut masih diam di tempat, seolah menunggu kedatangan dua orang tersebut. Di buku tersebut, Mas Saptuari menekankan pada arti Surah Alfatihah pada ayat ke  6 yang memiliki arti :"Tunjukkanlah kami jalan yang lurus". Sehingga Surah ini dapat diamalkan ketika kamu sedang mencari jalan keluar atau kamu sedang berada di persimpangan jalan. Sering - sering baca surah ini aja ya gaes :)

Karena penasaran, saya pun pernah mencoba metode tersebut ketika saya mengejar waktu untuk sampai di Surabaya jam 12 siang dari Nganjuk. Waktu itu, jadwal kereta yang tersedia paling pagi adalah pukul 8, tapi karena saya baru sadar kalau ternyata tak membawa KTP, akhirnya saya pindah haluan untuk mencari bus. Andaikan saya sadar dari awal kalau tak membawa KTP, saya pasti akan berangkat naik bus dari jam 5 pagi. Berita buruknya lagi, saya ada janji dengan dosen pada pukul 12.30 siang. Kalau naik bus sekitar 3 – 4 jam perjalanan, lalu saya masih harus naik bus kota yang memakan waktu 1 jam untuk sampai di Halte JMP, lalu naik angkot lagi yang memakan waktu 30 - 45 menit. Kalau dihitung, kemungkinan besar saya akan telat. Sebenarnya bisa naik G*jek sih, tapi saat itu lagi apes saya lupa mengisi paketan data dan pulsa.

Tapi, kuasa Allah sungguh nyata, ketika saya menunggu sambil melantunkan Surah Al-Fatihah dan berdo'a dalam hati agar dibukakan jalan. Bus langsung datang setelah 15 menit menunggu dengan kondisi setengah penuh. Selama perjalanan, jalanan juga sepi dan penumpang cepat penuh, sehingga bus pun melaju bagai angin, sampai di Bungurasih pukul 10.30 *dahsyat cuma 2,5 jam*. Sampai sana, saya langsung naik bus kota yang kebetulan kata pak kernetnya langsung berangkat karena sudah jamnya. Kemudian sampai di JMP, Alhamdulillah saya juga dapat angkot yang langsung berangkat *fyi, biasanya angkot pake ngetem dulu sebelum berangkat dr JMP*. Akhirnya, Alhamdulillah, saya sampai rumah pukul 12. Trus langsung melesat naik motor ke kampus. Jangan ditanya badan gimana, udah mau ambruk aja rasanya hehehe.

 
Begitulah buku karangan Saptuari Sugiharto ini mengajarkan banyaaaak sekali pelajaran hidup untuk saya. Tulisannya sangat mengena di hati dan mampu menggerakkan hati saya untuk berubah. Bahasanya sederhana, ringan namun mengena hingga ke akar – akarnya, begitulah saya menggambarkan buku ini. Meskipun Mas Saptuari bukan ustadz atau pemuka agama yang terkenal, buku ini bisa ngademin hatimu yang mungkin sedang lelah berjuang atau kamu yang sedang mengalami low motivation. Saya sangat merekomendasikan buku ini sebagai bacaan wajib bagi kamu, agar selalu bersyukur dan ingat kepada-Nya :)

Sekian ulasan dari saya, semoga suka. Jangan menyerah dan selalu bersyukur kepada Allah. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.

Love,
Anggi
7 komentar

7 komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi
  • Fenni Bungsu
    Fenni Bungsu
    11 Juli 2023 pukul 18.53
    Kalau menurut daku ini bukunya nampol banget.
    Bukan hanya menginspirasi tapi sekaligus pengingat juga, bahwa dengan yakin dan selalu mengandalkan Allah Swt dalam setiap kondisi pasti ada jalan keluarnya ya
    Reply
  • Mirwan Choky
    Mirwan Choky
    13 Februari 2017 pukul 16.14
    Kayaknya bagus buku nya...
    • Mirwan Choky
      ANGGITA RAMANI
      13 Februari 2017 pukul 16.52
      Kalau menurut saya bagus, Kak. Mungkin bisa dicoba liat blog nya mas Saptuari di www.saptuari.blogspot.co.id
      Di situ juga ada beberapa tulisan beliau.
    Reply
  • April Hamsa
    April Hamsa
    9 Februari 2017 pukul 12.02
    Terima ksih info bukunya mbak, aku juga jd pengen beli dan baca nih TFS
    • April Hamsa
      ANGGITA RAMANI
      9 Februari 2017 pukul 18.50
      Iya sama2 mba :)
      Semoga menginspirasi bukunya
    Reply
  • Tira Soekardi
    Tira Soekardi
    9 Februari 2017 pukul 03.08
    jadi mau baca nih
    • Tira Soekardi
      ANGGITA RAMANI
      9 Februari 2017 pukul 06.42
      Iya, bagus banget nih Mba, bukunya Mas Saptu :D
    Reply