Ia5K33hce05kVEU1UP8J8DLa01dvV8DSgOffubpV
Bookmark

PETUALANGAN SEMARANG-JOGJA part 6 : Pantai Goa Cemara-Pantai Samas-Masjid Agung Manunggal Bantul-Goa Selarong-Musium Benteng Vredeburg


Assalamu’alaikum, Surabaya.

Arti dari sebuah perjalanan itu bukan dilihat dari seberapa jauh, seberapa anti-mainstream atau seberapa hits tempat yang kita kunjungi, tapi dilihat dari pelajaran hidup apa yang bisa kita dapatkan dari Allah selama perjalanan itu untuk dibagi kepada orang lain.
Jogja hari keempat. Hari ini adalah hari favorit saya karena saya dan Emma mau pergi ke pantai. Sebenarnya gugusan pantai yang bagus itu ada di daerah gunung kidul, tapi karena lokasinya jauh sekitar 2 jam dan menurut kabar burung medan untuk kesana sangatlah sulit, maka kami memutuskan untuk mencari pantai yang lumayan dekat, yaitu di daerah Bantul.

Untuk menuju ke Bantul, cukup memakan waktu 1 jam saja. Rutenya gampang dan tidak ekstrim. Pilihan pantai di sekitar Bantul juga banyak, tapi kami menjatuhkan pilihan ke Pantai Goa Cemara berdasarkan ulasan di google dan ig. Sampai di Goa Cemara, cukup membayar biaya masuk 4000 saja dan parkir 2000.


Yang bagus disini menurut saya hutan cemaranya, mirip Pantai Lombang di Madura (baca DI SINI). Tapi Pantai Goa cemara pasirnya hitam, kalau di Pantai Lombang kan pasirnya coklat kekuningan. Overall, pantainya bagus sih, tapi ombaknya itu yang bikin ngeriii.

Ini kondisi hutan cemaranya…



Ini kondisi pantainya. Edan euy angin sama ombaknya. Tapi, saat itu langitnya lagi cerah dan bagussss, jadinya ya bagussss haha…


Puas main, teriak2 sampe otot leher kaku buat buang stress, kami pun melanjutkan perjalanan ke Pantai Samas. Sebenarnya di Pantai Goa Cemara ada penangkaran penyu, tapi untuk save waktu, kami melewatinya saja.

Pantai samas letaknya tak begitu jauh dari Pantai Goa Cemara. Kalau saya pribadi tidak menyarankan untuk ke Pantai ini karena hanya ada wisata naik perahu memutari hutan bakau, jadi tempat ini mirip hutan mangrove yang di Surabaya. Tapi, karena saya hanya penasaran, maka tetap ke pantai ini hanya dengan membayar biaya parkir 2000 saja. Kami pun naik perahu dengan membayar 15000/orang karena sedang sepi, sebenarnya cuma 10000/orang.

Jalanan menuju Pantai Samas
Santai dulu lah Kak...

Setelah dari dua pantai tersebut, kami pun mencari masjid untuk sholat dan berganti bawahan karena agak basah kena air laut. Dan secara tidak sengaja, mata saya terarah pada sebuah masjid yang berada di dekat perempatan jalan. Kami pun berhenti di sini yang ternyata masjid itu adalah…adalah…jeng jeng jeng jeng!

Masjid Agung Manunggal Bantul.


Sambil menunggu saya sholat, si Emma searching destinasi apa setelah ini yang akan kami datangi. Ada dua pilihan, Goa cerme atau Goa selarong. Goa cerme terkenal karena keindahan stalaktit dan stalakmit nya, sedangkan Goa selarong mengandung cerita sejarah pangeran Diponegoro. Goa cerme berada ke arah Imogiri dan lagi – lagi medannya naik-turun *hayati lelah naik turun, Bang T.T*, ditambah lagi untuk masuk ke Goa, ada adegan masuk ke dalam air yang seleher pas lihat ulasan di blog orang. Akhirnya, kami sepakat menuju Goa Selarong saja.

Untuk mencapai Goa Selarong dari masjid Agung Bantul hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit saja. Ada jalanan naik – turun, hanya saja tidak se-ekstrim yang sebelum-sebelumnya. Biaya masuk wisata ini cukup 4000 saja dengan parkir 2000.
Sampai di sini, ternyata harus berjalan menaiki anak tangga yang cukup tinggi T.T. Benar saja rutenya tidak cetar, tapi untuk menuju Goa-nya harus naik tangga.
Di sini cukup membingungkan karena tidak ada papan penanda ini harus kemana gitu, hingga akhirnya, saya dan Emma nyasar naik hingga posisi di atas Goa Selarong dengan jalanan yang sepi seperti di hutan. Lama-kelamaan kok makin nggak jelas rutenya, akhirnya kami putar balik ke jalan yang tadi. Ada sesosok dua manusia yang sedang duduk-duduk cantik. Kami pun bertanya kepada mereka.
Nyasar sampai di posisi atasnya Goa
Pemandangan dari atas tangga
Setelah bertanya kepada sepasang pasutri yang duduk – duduk cantik tadi, ternyata kami salah belok, harusnya kami naik tangga ke arah kiri untuk bisa ke Goa-nya. Tadi kami berbelok ke kanan, melewati anak tangga yang lebih tinggi dibandingkan yang sebelah kiri. Ya Allah, kami pun harus menuruni tangga lagi dan naik lagi… Semangaaaattt…
Akhirnya nyampe juga di Goa persembunyian pangeran Diponegoro dan Selirnya.
Goa Kakung tempat tinggal Pangeran Diponegoro selama bersembunyi
Menurut sejarah, Goa selarong merupakan tempat persembunyian pangeran Diponegoro selama perang gerilya melawan Belanda pada tahun 1825-1830. Ada dua Goa utama yaitu, Goa Kakung dan Goa Putri. Goa kakung ditempati oleh Pangeran Dipenogoro selama menyusun strategi perang gerilya, sedangkan Goa putri ditempati oleh selirnya, Raden Ayu Retnoningsih.

Ada pula air terjun kecil di sekitar Goa ini, yang medannya cukup licin. Olah karena itu kalau kesini dan ingin benar – benar eksplorasi, pakai sandal gunung aja biar nggak kepleset.
Di sini jalannya menurun dan licin, hati2 ya kakak2 traveller
Setelah lelah di sini, kami memutuskan untuk kembali pulang ke kosan Anis. Karena waktu masih menunjukkan pukul 14.30, maka kami mencoba mengejar untuk bisa masuk ke Museum Benteng Vredeburg yang tutup pada pukul 4 sore. Perjalanan Bantul ke Jogja kota memakan waktu sekitar 1 jam.

Sampai di Benteng Vredeburg pukul 15.30 dan setengah jam lagi akan tutup. Fiuhhh, mepet banget cuyy…
Foto dulu, mumpung lagi senada warna outfitnya xp
 Sesungguhnya, Museum ini merupakan bekas benteng yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I atas permintaan Belanda. Benteng ini digunakan untuk melindungi residen Belanda.  Kini, benteng tersebut telah menjadi museum. Di dalamnya ada banyak sekali diorama sejarah – sejarah penting di Indonesia, wahana patung yang menampilkan reka adegan perlawanan pejuang Indonesia kepada para penjajah dan masih banyak lagi jejak sejarah perjuangan bangsa Indonesia di dalamnya.
Salah satu diorama
Arena wahana. Ampuuun Baaangg....
Akhirnya, selesai sudah perjalanan di hari ini. Keesokan harinya adalah perjalanan terakhir kami di Jogja karena pada tanggal 15 Desember 2016, kami harus kembali ke tanah Surabaya, kembali ke kehidupan nyata T.T
Nantikan kisah penutupnya di PETUALANGAN SEMARANG-JOGJA part 7.

8 komentar

8 komentar

Terimakasih sudah membaca sampai akhir :)
Mohon tidak meninggalkan link hidup di komentar.

Love,
Anggi
  • Albee
    Albee
    30 Desember 2017 pukul 10.47
    wahh bagus juga ya goa selangur cocok jadi option liburan panjang selain tempat wisata bandung
    Reply
  • emma mai minhae
    emma mai minhae
    19 Desember 2016 pukul 06.55
    Mas yg d.atas udah kode tuh gitz #kaboor
    • emma mai minhae
      ANGGITA RAMANI
      20 Desember 2016 pukul 13.07
      Mana ada kode? 😏
    Reply
  • Unknown
    Unknown
    18 Desember 2016 pukul 10.16
    kebanyakan part kak, terus happy endingnya kaka pulang bawa jodoh gak ya?jadi penasaran sama part 7 nya
    • Unknown
      ANGGITA RAMANI
      19 Desember 2016 pukul 06.55
      Pulang bawa cucian kotor kak
    • Unknown
      Unknown
      20 Desember 2016 pukul 08.58
      gas gas gas..
      hobi kalian sama kan haha.. kalian buat aja blog couple jalan2 tanpa kenal lelah hahahha
    • Unknown
      Unknown
      20 Desember 2016 pukul 12.39
      eh anis, apa kabar?
    • Unknown
      ANGGITA RAMANI
      20 Desember 2016 pukul 12.57
      Alhamdulillah,bisa jadi lapak reuni ya di sini
    Reply